REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta menggencarkan sosialisasi terkait vaksinasi COVID-19 dan mengajak masyarakat untuk tidak takut mengikuti program tersebut yang nantinya akan menjangkau seluruh masyarakat.
“Tiap hari, kami dari Dinas Kesehatan terus melakukan sosialisasi dengan mobil promosi kesehatan, keliling kota untuk mengajak masyarakat menaati protokol kesehatan sembari sosialisasi vaksinasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani di Yogyakarta, Jumat (.
Menurut dia, saat ini Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tengah menyelesaikan program vaksinasi untuk tenaga kesehatan yang diharapkan seluruhnya dapat diselesaikan pada akhir Februari 2021.
Berdasarkan hasil evaluasi, kata Emma, tidak ditemukan adanya efek samping berat yang dialami tenaga kesehatan yang sudah menjalani vaksinasi COVID-19. “Laporan yang masuk, kejadian ikutan pascaimunisasi, di antaranya demam, lokasi sekitar suntikan bengkak dan merah, pusing, meriang, lapar, mengantuk, dan mual,” katanya.
Emma menyebut laporan efek samping atau kejadian ikutan pascaimunisasi tersebut masih masuk dalam kategori ringan dan wajar. Efek samping yang dirasakan tenaga kesehatan, lanjut dia, muncul dalam kurun waktu yang berbeda-beda. “Kadang ada yang muncul usai disuntik atau setelah beberapa jam,” katanya.
Selanjutnya, akan dilakukan vaksinasi COVID-19 tahap dua yang ditujukan untuk pelayan publik, lansia, ASN, TNI, kepolisian, termasuk pedagang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan sudah menyampaikan data pedagang di seluruh pasar tradisional untuk kebutuhan pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Totalnya mencapai 17.000 pedagang. Pedagang di Pasar Beringharjo sekitar 8.000 orang akan diprioritaskan menjadi penerima vaksin, karena pasar memiliki konsumen wisatawan yang berasal dari berbagai daerah.
Selain itu, juga dilakukan pendataan untuk pedagang kaki lima di kawasan Malioboro, meski belum semua pedagang menyerahkan data dengan alasan takut.