Rabu 17 Feb 2021 16:14 WIB

Peternak Sukabumi Diminta Waspada Penyakit Tetelo

Pencegahan dapat dilakukan dengan biosekuriti di kandang ayam dan vaksinasi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Ternak ayam warga yang mati mendadak akibat terserang wabah ND (Newcastle Desease) atau penyakit tetelo. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/SYIFA YULINNAS
Ternak ayam warga yang mati mendadak akibat terserang wabah ND (Newcastle Desease) atau penyakit tetelo. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi mengantisipasi penyebaran penyakit Newcastle Disease (ND) atau tetelo pada unggas khususnya ternak ayam. Sebab pada 2020 lalu kasusnya cukup banyak ditemukan di lapangan.

Seperti diketahui, penyakit tetelo disebabkan oleh agen biologik berbahaya berupa bakteri, virus, jamur atau parasit. Penyebaran penyakit ini terkait dengan kondisi lingkungan dan keberadaan hewan rentan yang berada di alam bebas.

Baca Juga

''Di sepanjang 2020, ada beberapa laporan kasus ND atau tetelo,'' ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Sunaryo, Rabu (17/2). Laporan yang diperoleh dari peternak kasusnya cukup banyak.

Namun lanjut Sunaryo, DKP3 belum menerima data yang lengkap jadi secara kuantitas tidak bisa dipersentasekan. Ia mengatakan pada awal 2021 ini belum ada laporan unggas yang mati akibat ND.

Meskipun demikian tetap harus dilalukan langkah antisipasi penyebarannya. Terlebih di masa pergantian cuaca dari hujan ke kemarau maupun sebaliknya.

Sunaryo mengatakan, untuk pengendalian penyakit meliputi pencegahan dan pengobatan penyakit. Di mana pencegahan penyakit bertujuan untuk mencegah agar ayam yang dipelihara tidak terkena penyakit.

Menurut Sunaryo, pencegahan dapat dilakukan dengan pelaksanaan biosekuriti di kandang ayam dan vaksinasi. Data dari Kementerian Pertanian menyebutkan, gejala klinis dapat dilihat dengan ternak ayam menunjukkan gejala gangguan pernafasan, pencernaan dan syaraf disertai mortalitas yang sangat tinggi.

Kerugian yang ditimbulkan berupa kematian yang tinggi. Di samping itu penurunan produksi telur, daya tetas, dan hambatan pertumbuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement