REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, mempertimbangkan tiga faktor dalam mengevaluasi dan menganalisis penurunan kasus Covid-19 sebagai pertimbangan untuk melanjutkan atau tidak kebijakan ganjil-genap bagi kendaraan bermotor di Kota Bogor. Tiga faktor tersebut menentukan kelanjutan kebijakan pada pekan depan maupun pekan selanjutnya.
Wali Kota Bogor Bima Arya, di Kota Bogor, Senin (15/2), mengatakan ketiga faktor tersebut adalah pengurangan mobilitas warga melalui kebijakan ganjil-genap, dimensi kesehatan warga dan indikasi kuat dari angka kasus positif Covid-19, serta dimensi ekonomi.
"Ketiga faktor ini menjadi pertimbangan untuk menekan penularan Covid-19. Tapi tetap mempertimbangkan keseimbangan dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi," katanya.
Menurut Bima Arya, dari evaluasi dan analisis tersebut, akan dibicarakan dalam rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), untuk memutuskan apakah kebijakan ganjil-genap di Kota Bogor dilanjutkan atau tidak. Bima Arya menjelaskan kebijakan ganjil-genap yang diberlakukan pada akhir pekan di Kota Bogor, yakni pada Sabtu dan Ahad (6-7/2) serta Jumat, Sabtu, dan Ahad (12-14/2), memberikan dampak cukup signifikan terhadap mobilitas warga ke Kota Bogor.
Berdasarkan data jumlah kendaraan bermotor ke Kota Bogor yang dihimpun dari PT Jasa Marga, selama pelaksanaan ganjil-genap, terjadi penurunan secara signifikan. Data diambil dari dua gerbang tol ke Kota Bogor, yakni gerbang tol Baranangsiang dan gerbang tol Sentul Barat. Penurunan sampai mencapai sekitar 20 persen.
"Dampaknya arus lalu lintas di Kota Bogor pada akhir pekan menjadi landai, lancar, dan tidak ada kemacetan," katanya.
Menurut Bima, penurunan mobilitas warga ke Kota Bogor ini juga berdampak pada penurunan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor secara gradual sejak Sabtu (6/2) pekan lalu. Namun Bima juga melihat penurunan kasus positif Covid-19 ini juga kemungkinan dari diberlakukannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro di tingkat RT/RW.
Pemerintah Kota Bogor, kata dia, memberlakukan pengawasan ketat terhadap kemungkinan penularan Covid-19 di tingkat RW. Terutama pada RW zona merah.
Bima memperkirakan, penurunan kasus positif Covid-19 karena kedua faktor tersebut. Namun, Bima juga masih akan melihat dimensi ekonomi dengan mempelajari data data hotel, restoran, pasar, UMKM, dan sektor ekonomi lainnya.
"Perlu mempertimbangkan keseimbangan dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi, sebelumnya memutuskannya," katanya.