Senin 15 Feb 2021 18:00 WIB

Pendapatan Warga Miskin tak Bisa Imbangi Kenaikan Harga

Beras dan rokok berkontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan di Lampung.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BPS.   Logo BPS.   BPS Lampung mencatat, jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung bertambah 41.820 orang menjadi 1.090.000 orang pada September 2020.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo BPS. Logo BPS. BPS Lampung mencatat, jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung bertambah 41.820 orang menjadi 1.090.000 orang pada September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Jumlah penduduk miskin dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Provinsi Lampung bertambah 41.820 orang menjadi 1.090.000 orang pada September 2021. Kenaikan sebesar 12,76 persen tersebut dibandingkan kondisi Maret 2020 sebesar 1.050.000 orang.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Faizal Anwar mengatakan, selama periode Maret-September 2020, Garis Kemiskinan (GK) naik sebesar 0,83 persen, yaitu dari Rp 453.733 per kapita per bulan pada Maret 2020 menjadi Rp 457.495 per kapita per bulan pada September 2020. Sementara pada periode September 2019-September 202 , Garis Kemiskinan naik sebesar 5,25 persen, yaitu dari Rp 434.675 per kapita per bulan pada September 2019 menjadi Rp 457.495 per kapita per bulan pada September 2020.

Baca Juga

"Hal ini mengindikasikan tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin khususnya mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan belum mampu mengimbangi kenaikan harga pada saat garis kemiskinan mengalami kenaikan," ujar Faizal dalam keterangan persnya di Bandar Lampung, Senin (15/2).

Data yang disampaikan BPS Lampung menyebutkan, pada September 2020, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan (GK) baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras memberi sumbangan sebesar 16,59 persen di perkotaan dan 22,45 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (10,65 persen di perkotaan dan 11,36 persen di perdesaan).

Komoditas lainnya yakni telur ayam ras (5,03 persen di perkotaan dan 3,94 persen di perdesaan), cabai rawit (2,76 persen di perkotaan dan 4,49 persen di perdesaan), roti (2,57 persen di perkotaan dan 2,28 persen di perdesaan), dan gula pasir (2,41 persen di perkotaan dan 2,91 di perdesaan).

Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement