Ia mengatakan pembangunan jalan layang tersebut menerapkan teknologi mortar busa yang ramah lingkungan. "Teknologi ini ramah lingkungan. Material konstruksi berbahan alam, teknologi ini juga sudah diterapkan di jalan layang Antapani, Bandung," katanya.
Ia mengatakan jalan layang tersebut dibangun untuk meminimalisasi kecelakaan pada perlintasan sebidang. Selain itu, juga untuk mengurai kemacetan yang biasanya terjadi di area Stasiun Purwosari.
Untuk lebih memberikan khas Kota Solo, dibangun pula ilustrasi tarian gambyong atau tarian selamat datang. Selain itu, juga disematkan utifikasi berupa motif batik, seperti kawung, ceplok, dan kelereng.
"Ini sekaligus sebagai sarana edukasi kepada masyarakat yang ada di Kota Surakarta," katanya.