Kamis 11 Feb 2021 13:49 WIB

Viral sebagai Logika Media, Refleksi Hari Pers

Viral sebagai Logika Media

Karikatur anti  PKI di media massa pada tahun 1953.
Foto:

Tiga Cara Membangun Viralitas Media yang Organik

Viral menjadi logika baru industri media. Baik media mainstream maupun media sosial mempunyai dorongan untuk populer. Pers jika berkolaborasi secara hibrida dalam arus media digital selayaknya mengarahkan pada viralitas yang organik. Artinya, viralitas yang tidak dibuat-buat, tetapi mempunyai orientasi nilai yang konstruktif. 

Pertama, mengoptimalkan kekuatan konten dan narasi. Pers terbiasa dengan produk-produk jurnalistik yang mempunyai standar etik. Hal tersebut dapat dikembangkan untuk memastikan kualitas outputnya baik. Kekuatan konten dan narasi penting, sehingga jika viral memang karena karyanya yang layak diapresiasi. 

Kedua, membangun kredibilitas dan sentimen positif (pengaruh). Eksistensi media dapat dipertahankan dengan kredibilitas sumber yang mendukung. Selain itu, sentimen positif dapat membangun kedekatan yang lebih interaktif. Dalam konteks ini, viral bukan hasil otoritas sepihak, melainkan sesuatu yang dialektis. 

Ketiga, membangun logika media hibrida. Logika hibrida yang dimaksud adalah mengintegrasikan media tradisional atau media lama dengan media baru (Chadwick, 2017).

Melaui logika hibrida, viralitas menjadi pertautan atau simbiosis yang mempertemukan kekuatan masing-masing potensi media. Dalam konteks ini, media lama dan media baru tidak saling mengalienasi, tetapi saling mengokohkan eksistensi.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement