Kamis 11 Feb 2021 06:23 WIB

Peran Kepemimpinan Perempuan Dibutuhkan Selama Pandemi

Dalam situasi krisis, ibu berperan jadi menteri keuangan sekaligus pemimpin keluarga.

Suryani Motik dalam acara webinar penguatan peran kepemimpinan perempuan di masa pandemi Covid-19, Kamis (11/2).
Foto: Istimewa
Suryani Motik dalam acara webinar penguatan peran kepemimpinan perempuan di masa pandemi Covid-19, Kamis (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) menyelenggarakan talk show secara daring untuk membahas kekuatan, tantangan, dan peluang yang dihadapi oleh pengusaha wanita, serta peran kepemimpinan mereka dalam sektor usaha maupun pemerintahan selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan rilis yang diterima pada Kamis (11/2), acara ini berlangsung di sela-sela International Development Week 2021 (IDW2021), sebuah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kanada dan organisasi pembangunan Kanada untuk merayakan kontribusi Kanada bagi pembangunan internasional.

IDW2021 tahun ini berlangsung dari 7-13 Februari dengan fokus pada kesetaraan gender, kesehatan dan perubahan iklim. Slogan IDW2021, “Go for the Goals”, menggarisbawahi komitmen Kanada untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDG) PBB.

Wakil Ketua Umum KADIN, Suryani Motik mengatakan dalam situasi krisis saat ini, ibu rumah tangga berperan sebagai menteri keuangan keluarganya sekaligus sebagai figur pemimpin yang memberikan contoh bagi anak-anaknya.

"Tuntutan ini memaksa para perempuan untuk berjuang menjaga ekonomi keluarga serta mempertahankan usaha yang telah dibangunnya. Para perempuan pun tidak akan ragu dan malu untuk memulai usahanya lagi dari awal," kata Suryani.

Sejak didirikan, proyek NSLIC/NSELRED telah mendukung lebih dari 4.600 usaha, setengahnya dimiliki oleh perempuan, dengan penyediaan bantuan teknis untuk memperkuat keterampilan manajemen bisnis dan mengembangkan komoditas lokal menjadi produk yang inovatif dan dapat dipasarkan.

Proyek ini telah menjangkau lebih dari 70.000 penerima manfaat, 40 persen di antaranya adalah perempuan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berpartisipasi dalam proyek ini mendapatkan manfaat dari bantuan untuk mengembangkan strategi penjualan yang baru.

Salah satunya, penjualan dan pemasaran daring yang membantu perusahaan untuk membuka pasar baru dan membangun hubungan bisnis dengan berbagai mitra untuk memfasilitasi peningkatan akses pasar bagi produk jagung, kopi, kelapa, beras organik, dan gula aren di 28 kabupaten. Proyek ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Pemerintah Indonesia dan mendukung 18 dari 39 bidang prioritas nasional.

“Kami sangat senang untuk mendukung talk show ini, yang mempertemukan para pemimpin usaha wanita terkemuka, pengusaha wanita yang memimpin usaha kecil dan menengah, dan pejuang kesetaraan gender dari 34 provinsi di Indonesia,” kata Cavelle Dove, Direktur Proyek NSLIC/NSELRED.

Lebih lanjut Cavelle menjelaskan pihaknya menciptakan peluang untuk berdialog dan dengan mempromosikan kontribusi perempuan terhadap perekonomian, terutama selama pandemi saat ini. Pihaknya juga berupaya untuk memajukan kesetaraan gender dan menunjukkan peran penting yang dimainkan perempuan dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement