Kamis 11 Feb 2021 04:25 WIB

Kasus DBD di Jatim Diklaim Menurun

Kasus DBD Jatim diklaim menurun bila dibandingan periode sama tahun 2020.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas melakukan fogging atau pengasapan cegah DBD.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas melakukan fogging atau pengasapan cegah DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Herlin Ferlin Herliana mengeklaim, angka penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat mengalami penurunan. Sepanjang Januari 2021, tercatat ada 408 pasien terjangkit DBD, dimana empat orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

Jumlah tersebut, kata Herlin, turun jika dibanding periode yang sama tahun 2020, dimana terdapat 1.067 pasien terjangkit DBD, dengan 13 orang  di antaranya dinyatakan meninggal dunia. "Jadi jumlah penderita DBD ini tercatat turun pada awal tahun 2021 jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2020,” ujar Herlin di Surabaya, Rabu (10/2).

Herlin mengungkapkan, Situbondo menjadi daerah dengan pasien DBD terbanyak sepanjang Januari 2021. Sepanjang Januari 2021, terdapat sebanyak 114 orang terjangkit penyakit yang dibawa nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Di posisi kedua ada Bondowoso dengan catatan 42 orang yang dinyatakan terjangkit DBD. Kemudian diikuti Jember sebanyak 28 orang, Magetan 23 orang, dan Kabupaten Kediri 13 orang.

Sedangkan kasus kematian akibat DBD terdapat di Kabupaten Pamekasan sebanyak dua orang, Kabupaten Situbondo satu pasien, dan Kota Malang satu orang. "Pada bulan ini (Februari) penderita DBD tercatat sebanyak 10 orang tanpa ada kasus kematian," ujarnya.

Herlin mengaku, Dinkes Jatim terus berupaya menekan kasus DBD. Salah satunya dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Yakni lewat gerakan menguras, menutup rapat tempat penampungan air, menyingkirkan/memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas, memberantas larva dan menghindari gigitan nyamuk (3M plus) melalui kegiatan satu rumah satu jumantik.

"Saya ingin titip, pertama jangan biarkan ada air tergenang. Karena ini tempat yang sangat bagus untuk bertelurnya nyamuk. Apabila ada gejala panas segera memeriksakan pada fasilitas pelayanan terdekat, apalagi disertai dengan keadaan kondisi lemah," kata dia.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk segera merujuk atau membawa ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam. Apalagi jika setelah 2 hari tidak turun panasnya, bahkan setelah minum obat penurun panas.

Ketika ada yang terjangkit DBD, masyarakat dapat memberikan pertolongan pertama dengan memberi minum sebanyak-banyaknya. “Minuman berupa air putih boleh dibubuhi gula atau oralit, susu atau air kelapa. Selain itu memberi obat penurun panas, kompres dan bawa ke sarana pelayanan kesehatan terdekat,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement