REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan proses vaksinasi di wilayah itu bisa selesai kurang dari setahun. Salah satu caranya yakni dengan terus melakukan percepatan serta perluasan jangkauan program tersebut.
Khofifah di Lamongan, Rabu membantah adanya kabar bahwa pelaksanaan vaksinasi diperkirakan selesai dalam 10 tahun.
"Saya ingin menyampaikan datanya, bahwa vaksinatornya 11.300 orang, masing-masing vaksinator sehari bisa 30 orang. Dengan begitu kita membutuhkan waktu kira-kira 64 hari untuk dosis pertama. Jika digabung dosis kedua dan jeda waktu kira-kira 140 hari. Andai vaksin siap, vaksinator sehat, fasyankesnya bisa running, InsyaAllah dalam 4 bulan bisa selesai," kata mantan menteri sosial ini.
Khofifah juga menjelaskan, vaksinasi akan terus berjalan dan hingga kini tidak ada kendala dalam percepatan pelaksanaan vaksinasi. Walaupun nanti pelaksanaannya akan masuk di bulan puasa.
"Percepatan pelaksanaan vaksin akan terus dilakukan meski pada bulan puasa, yakni dapat dilakukan setelah pelaksanaan buka puasa atau tarawih," kata gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Ia juga akan terus menjalankan arahan presiden, termasuk prioritas pemberian vaksin terhadap warga yang memberikan dampak penguatan ekonomi (termasuk pedagang pasar).
"Presiden telah mengarahkan untuk bekerja secara cepat dan detail dalam pelaksanaan vaksinasi," kata Khofifah yang ke Lamongan dalam rangka pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis ke-2 untuk tenaga kesehatan di Puskesmas Mantup Lamongan.
Terkait perluasan vaksinasi, Khofifah menjanjikan akan dilakukan pada pekan ke-3 Februari 2021, karena Jawa Timur akan kembali memperoleh drop vaksin untuk dapat meluaskan percepatan vaksinasi. "Saya mengajak masyarakat untuk tetap di rumah ketika libur panjang jika dirasa tidak terdapat keperluan yang penting dan mendesak, karena libur panjang berpotensi menyumbang lonjakan pasien Covid-19," katanya.
Sementara untuk Lamongan, Khofifah berharap seluruh proses bisa berjalan lebih cepat karena pada dasarnya vaksinatornya cukup, fasilitas pelayanan kesehatan juga cukup, dan vaksin datang.
Kepala Dinas Kesehatan Lamongan dr Taufik Hidayat mengatakan, realisasi vaksinasi di Lamongan sudah terselesaikan 100 persen. Meski sebelumnya terkendala dalam pendataan sasaran, pelayanan dengan adanya komorbid, serta pelaporan elektronik yang bermasalah.
“Meski terkendala, Alhamdulillah kami sudah menyelesaikan vaksinasi 100 persen dengan pendataan dan pelaksanaan pemeriksaan lebih awal. Berapapun vaksin yang dikirim, kami siap, karena Lamongan benar-benar ingin bebas dari corona," katanya.
Bupati Lamongan Fadeli menyebut data terkonfirmasi di Lamongan saat ini mencapai 2.429 orang dengan angka kesembuhan 89,48 persen dan kematian 6,75 persen.
Menurut dia, upaya medis yang terus dilakukan sudah menunjukkan hasil yang positif, yakni menambah tempat tidur menjadi 579 tempat, sehingga BOR (Bed Occupancy Rate) mencapai 33 persen.
"Kami terus mengusahakan untuk terus memaksimalkan percepatan penanganan COVID-19. Kami siap melakukan PPKM Mikro sesuai arahan. Menjadikan semua desa di Lamongan menjadi kampung tangguh dan menyiapkan kematangannya secara maksimal," katanya.