Rabu 10 Feb 2021 02:22 WIB

Mitigasi Tepat Dapat Tingkatkan Populasi Orang Utan Tapanuli

Peneliti USU menyebut populasi orang utan Tapanuli masih dapat meningkat.

seekor orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) betina dengan bayi kembar.
Foto: socp
seekor orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) betina dengan bayi kembar.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Peneliti dari Universitas Sumatera Utara Dr Wanda Kuswanda mengatakan orang utan Tapanuli sebagai spesies yang terancam punah populasinya masih dapat meningkat dengan mitigasi yang tepat dalam menangani konflik dengan manusia.

Dr Wanda Kuswanda menyampaikan hasil penelitiannya tersebut dalam desertasinya berjudul "Model Mitigasi Konflik Manusia dan Orangutan Tapanuli pada Lansekap Batangtoru di Kabupaten Tapanuli Selatan" yang berhasil dipertahankannya di hadapan sidang terbuka dipimpin Rektor Universitas Sumatera Utara Dr Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, dengan predikat cumlaude di Medan, Selasa (9/2).

Disertasi yang diselesaikan di bawah bimbingan Prof Dr R Hamdani Harahap, Prof Dr Hadi S Alikodra dan Prof Dr Robert Sibarani ini, merupakan satu-satunya penelitian komprehensif tingkat doktoral yang secara khusus meneliti orang utan Tapanuli di Indonesia.

Melalui program doktoral ini Kuswanda menghasilkan sebuah model mitigasi konflik manusia-satwa liar dengan pendekatan ekologi, sosial-ekonomi, budaya dan kelembagaan dalam skala lansekap.

Kuswanda mengatakan, sangat tertarik untuk terus meneliti orang utan Tapanuli yang telah menjadi perhatian nasional dan dunia sebagai spesies yang paling terancam punah dan jenis orang utan lainnya di Indonesia.

"Penelitian terkait orang utan Tapanuli sangat dibutuhkan untuk menjadi rujukan strategi dan rencana aksi dalam mengembangkan program konservasi orangutan ke depan yang berbasis data dan informasi ilmiah," ujarnya.

Ia menjelaskan, mitigasi penanganan orangutan antara lain dengan memberikan kompensasi dalam bentuk nontunai kepada petani pemilik lahan, pengamanan habitat dan monitoring populasi pada hutan konservasi, membangun koridor melalui pengayaan pakan di lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan, serta mengembangkan ekonomi alternatif yang tidak butuh lahan yang luas untuk mengurangi pembukaan lahan baru di habitat.

"Bahwa populasi orangutan pada areal seluas 29.192 hektare, di Blok Timur (CA.Dolok Sipirok dan daerah penyangganya) dan Blok Barat (Selatan) meliputi CA. Dolok Sibual-buali dan Penyangganya, di Kabupaten Tapanuli Selatan diperkirakan kepadatannya 0,41-0,65 individu/km2 dengan total populasinya sekitar 155(121-187) individu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement