Senin 08 Feb 2021 15:08 WIB

Covid-19 di DKI: Klaster Keluarga Tinggi, Disiplin 3M Turun

Jumlah harian positif Covid-19 di DKI Jakarta mencetak rekor baru dengan 4.213 kasus.

Kegiatan tenaga kesehatan di RS Darurat, Wisma Atlet, Jakarta.
Foto: Republika TV
Kegiatan tenaga kesehatan di RS Darurat, Wisma Atlet, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Flori Sidebang, Sapto Andika Candra

Tingkat positif atau positivity rate harian Covid-19 secara nasional kembali melonjak ke 35,03 persen, pada Ahad (7/2). Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 10.827 kasus baru dalam satu hari terakhir di mana, DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus baru terbanyak dengan 4.213 orang.

Baca Juga

Angka 4.213 menjadi rekor baru jumlah kasus harian Covid-19 bagi Ibu Kota. Penambahan kasus sebanyak 4.213 itu adalah hasil dari tes PCR terhadap 19.533 spesimen, sehingga positivity rate selama sepekan terakhir di Jakarta tercatat di angka 20,6 persen (naik dari sebelumnya 19,9 persen).

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengungkapkan, klaster keluarga masih mendominasi kasus penularan virus Covid-19 di wilayah Jakarta. Jumlahnya tercatat dengan jumlah 612 klaster.

"Klaster keluarga terus meningkat dari minggu ke minggu. Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pascalibur Nataru (data 3 – 31 Januari), yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam keterangannya, Ahad.

 

Dwi mengatakan, penularan dalam klaster keluarga tetap terbilang tinggi. Padahal, banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah.

"Penularan di keluarga dan komunitas mendominasi, karena persentase warga keluar rumah menurun menjadi 52 persen, kendati demikian kasus tetap tinggi," tambahnya.

Dwi juga melaporkan, pelaksanaan protokol 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) masyarakat di DKI Jakarta, akhir-akhir ini cenderung turun. Fakta tersebut didapat dari hasil pengamatan langsung perilaku 3M hasil kerja sama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dengan Unicef serta kader yang turun ke lapangan dalam sepekan terakhir.

"Berdasarkan pengamatan-pengamatan itu, indikator pelaksanaan 3M cenderung mengalami penurunan," kata Dwi.

Dwi menyampaikan, secara persentase, penggunaan masker hanya mendapat hasil 68 persen, menjaga jarak 58 persen, dan mencuci tangan 25 persen.

"Untuk itu, tingkat kedisiplinan dan kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan harus ditingkatkan lagi," tuturnya.

Adapun, terkait ketersersediaan tempat tidur dan fasilitas isolasi bagi pasien Covid-19 di Jakarta, menurut Dwi, masih memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan perawatan. Dwi menambahkan, ketersediaan untuk tempat isolasi terkendali, Wisma Atlet dan rumah untuk kasus tanpa gejala dan gejala ringan mencapai 46 persen.

"Per 5 Februari, tempat tidur isolasi yang tersedia sebanyak 8.259, dengan persentase keterisian sebesar 72 persen atau 5.921 tempat tidur. Untuk tempat tidur ICU yang tersedia sebanyak 1.133, dengan persentase keterisian sebesar 74 persen atau 842 tempat tidur," kata Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement