Ahad 07 Feb 2021 18:46 WIB

BPOM Izinkan Vaksinasi Lansia, Kapan Wapres Divaksinasi?

Wapres masih menunggu kepastian tim kepresidenan untuk divaksinasi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Maruf Amin.
Foto: Dok.KIP/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin masih menunggu kepastian tim dokter kepresidenan untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Hal itu disampaikan Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi menyusul izin penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia di atas 60 tahun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

"Wapres itu siap kapan saja, tapi akan ditentukan dari tim kesehatan dan tim kedokteran presiden (kepresidenan), kalau siap, kalau kapan dinyatakan siap oleh tim itu, Wapres akan siap. kalau (disarankan) nggak, ya nggak (vaksin)," kata Masduki saat dihubungi, Ahad (7/2).

Baca Juga

Secara usia, Masduki menjelaskan, wapres memenuhi kelompok umur yang disarankan untuk vaksinasi. Namun, ada beberapa catatan yang menjadi perhatian dalam melakukan vaksinasi, yakni kondisi kesehatan penerima vaksin.

"Secara umur, betul dia melewati, dia umur 77 tahun, tapi kan ada beberapa hal yang menjadi catatan ya, misalnya dia kan kayak saya juga kan ada ring jantung, ya gitulah. Itulah yang (akan dipastikan) tim dokter (Istana) lah yang akan menentukan itu oke apa nggak," kata Masduki.

Karena itu, Masduki mengatakan, belum ada pembicaraan mengenai kepastian kapan wapres akan divaksinasi, termasuk jenis vaksin yang akan digunakan. "Belum, tapi tim kedokteran sudah bergerak, dalam artian seperti apa kemungkinan-kemungkinannya, apakah mengikuti Sinovac atau mengikuti (vaksin) yang lain. dulu kan ada rencana mengikuti obat yang lain," katanya.

photo
Juru Bicara Wakil Presiden Maruf Amin, Masduki Baidlowi. - (Republika/Fauziah Mursid)
 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah resmi mengizinkan vaksin Covid-19 Coronavac buatan farmasi China, Sinovac digunakan untuk memvaksin penduduk Indonesia kelompok usia di atas 60 tahun (lansia). Izin itu diikuti dengan dikeluarkannya izin penggunaan atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh BPOM RI.

Kepala BPOM Penny K Lukito memastikan izin penggunaan vaksin Sinovac untuk lansia ini telah melalui penelitian dan monitoring oleh BPOM. Ia menjelaskan, hasil monitor BPOM tentang uji klinis terhadap kelompok lansia di Brasil dan Cina menemukan data data keamanan dan khasiat yang cukup.

Namun, Penny mengingatkan pemberian vaksin kepada lansia harus dilakukan dengan hati hati. Sebab, kelompok lansia merupakan populasi berisiko tinggi karena cenderung memiliki berbagai komorbid atau penyakit penyerta yang harus diperhatikan dalam penggunaan vaksin Sinovac.

"Proses screening menjadi sangat critical, sangat penting sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi," kata Penny. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement