Kamis 04 Feb 2021 12:39 WIB

Demokrat: Moeldoko tidak Transparan dan Akuntabel

Ia justru mendengar penyangkalan, pengecilan masalah, dan nada ancaman dari Moeldoko.

Rep: Nawir Arsyad Akbar / Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
[Ilustrasi] Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di Menteng, Jakarta, Rabu (3/2). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat menyorot pernyataan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang digelar di kediamannya, kemarin. Pernyataannya itu membuat Moeldoko terkesan tidak transparan dan akuntabel dalam klarifikasi sebelumnya.

"Sayangnya, ruang dialog yang terbuka dan dijamin konstitusi ini tidak dimanfaatkan oleh Pak Moeldoko untuk bersikap transparan dan akuntabel," ujar Kepala Bakomstra Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra lewat keterangan tertulisnya, Kamis (4/2).

Baca Juga

Ia justru mendengar penyangkalan, pengecilan masalah, dan nada ancaman dari Moeldoko. Ia menilai hal ini terlihat dari bahasa tubuhnya yang gelisah dalam menanggapi tudingan pengambil alihan kepemimpinan Demokrat.

"Isi pernyataan beliau yang kontradiktif. Apa yang beliau sampaikan juga bertentangan dengan keterangan saksi-saksi kami yang menghadiri pertemuan serta fakta pengakuan yang kami dapatkan," ujar Herzaky.

Ia menjelaskan, Moeldoko mengundang sejumlah kader DPC Demokrat di sebuah pertemuan. Dalam pertemuan tersebut, mereka dijanjikan dana tanggap bencana alam di daerahnya masing-masing.

Baca juga : Jokowi tak akan Balas Surat AHY Soal Isu Kudeta Demokrat

"Mereka datang dengan prasangka baik, untuk menghormati undangan, tetapi malah diajak bicara soal KLB dan pencapresan 2024," ujar Herzaky.

Dari informasi yang telah diverifikasi partainya, ada pula dana yang disiapkan untuk menggelar kongres luar biasa (KLB). Menurutnya, cara tersebut merupakan cara lama untuk mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa.

"Ini mengingatkan kami pada cara-cara lama yang pada masa lalu digunakan untuk mengambil alih kepemimpinan partai secara paksa," ujar Herzaky.

Sebelumnya, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko membantah tudingan yang menyebut dirinya ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Dalam Partai Demokrat, Moeldoko mengatakan, ada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ia hormati.

"Beliau pernah atasan saya, senior saya yang saya hormati, saya respek kepada beliau," ujar Moeldoko di kediamannya di Menteng, Jakarta, Rabu (3/2).

Baca juga : Beredar Daftar Tarif Tilang Terbaru dari Polri, Ini Faktanya

Moeldoko juga mengaku marah dengan tudingan yang menyebut dirinya ingin mengambil alih kepemimpinan Demokrat. Ia pun memberi peringatan kepada pihak-pihak yang melayangkan fitnah kepadanya.

"Juga marah (saya), jadi saya ingatkan, hati-hati. Jangan memfitnah orang, hati-hati, saya ingatkan itu," kata Moeldoko. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement