REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota Komisi B DPRD DIY, Nur Cholis Suharman meminta Pemerintah Daerah (Pemda) DIY untuk menjadikan hotel sebagai rumah sakit (RS) penanganan Covid-19. Sebab, saat ini DIY masih kekurangan ruang isolasi Covid-19 karena kasus positif masih terus meningkat.
Hal ini ia katakan menyusul banyaknya hotel di DIY yang gulung tikar. Bahkan, selama pengetatan secara terbatas kegiatan masyarakat (PTKM) sejak 11 Januari hingga 3 Februari ini, sudah ada puluhan hotel yang terpaksa berhenti beroperasi.
"Pemerintah harus berpikir bahwa kita kekurangan terkait ruang rumah sakit. Sehingga pemerintah harus menginventarisasi hotel-hotel yang dijual yang representatif untuk rumah sakit mana saja," katanya kepada wartawan, Rabu (3/2).
Bahkan, ada beberapa hotel di DIY yang sampai dijual. Menurutnya, hotel-hotel yang dijual tersebut juga dapat dijadikan sebagai sentra UMKM.
Pasalnya, kata Nur, saat ini masih banyak UMKM yang berjualan di pinggir jalan dan trotoar. Hal ini dikarenakan tidak ada sarana dan prasarana yang memadai bagi UMKM untuk berjualan.
Padahal, UMKM sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, termasuk DIY. Untuk itu, pemerintah harus memberikan ruang bagi UMKM DIY.
"Saya kira (hotel) bisa dimanfaatkan untuk UMKM karena sarana prasarana untuk UMKM di Yogyakarta masih terbilang kurang," ujarnya.