REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anggota DPRD Jawa Timur Musyafak Noer menilai Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak idealnya tidak berada di struktural partai politik, terlebih menjabat di posisi sebagai ketua.
"Ini karena figur wakil gubernur perlu dijaga keharmonisannya dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang tidak berbaju partai apapun," kata Musyafak.
Posisi gubernur dan wakil gubernur, kata dia, memang merupakan jabatan politis, namun lebih ideal tidak berpartai politik demi menunjukkan netralitas keduanya. Musyafak yang juga ketua DPW PPP Jatim tersebut merasa perlu berpendapat karena partai-nya termasuk salah satu pengusung pasangan Khofifah-Emil Dardak saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2018.
Menurut dia, siapa pun berhak bergabung dengan partai politik dan merupakan hak mendasar setiap warga negara, namun ketika jabatan untuk publik melekat maka kepentingan publik haruslah diprioritaskan.
"Khawatirnya, kalau berbaju partai maka aktivitas sebagai pasangan kepala daerah terganggu. Dan urusan rakyat akan menjadi nomor kesekian, apalagi menjabat sebagai ketua partai," kata politikus asal daerah pemilihan Madura tersebut.
Selain itu, sebagai partai politik pengusung, pihaknya ingin mengajak kebersamaan kerja sama dengan partai politik pengusung lainnya agar tetap terjaga. "Calon yang diusung dan didukung saat Pilkada sudah menang maka secara otomatis dia milik semua golongan. Tak hanya milik partai politik pengusung dan pendukung tertentu," ujarnya.
Sementara itu, nama Emil Elestianto Dardak santer disebut sebagai salah satu nama terkuat duduk sebagai orang nomor satu di DPD Partai Demokrat Jatim. Emil Dardak direncanakan sebagai kandidat pada musyawarah daerah Partai Demokrat Jatim yang dijadwalkan berlangsung pada Februari 2021.
Suami Arumi Bachsin tersebut memang mengaku sebagai kader Partai Demokrat dan saat ini menjabat Pelaksana Tugas (Plt) menggantikan posisi Renville Antonio yang dipercaya menjadi bendahara umum DPP Partai Demokrat.