REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) DIY mencatat inflasi di awal 2021 ini sebesar 0,54 persen (month to month/mtm). Inflasi pada Januari 2021 ini naik sebesar 0,6 persen dibandingkan Desember 2020.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI DIY, Miyono mengatakan, secara tahunan inflasi DIY tercatat 1,68 persen (year over year/yoy). Capaian ini, sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi di Jawa yaitu 1,57 persen (yoy) maupun secara nasional sebesar 1,55 persen (yoy).
Menurutnya, peningkatan ini menunjukkan ekonomi di DIY pada 2021 akan berangsur pulih. Sehingga, Miyono menyebut akan berdampak pada peningkatan inflasi 2021 yang diproyeksikan berada pada kisaran kisaran 3±1 persen (yoy).
Walaupun ada peningkatan, capaian inflasi di DIY masih dalam level rendah. "BI bersama dengan anggota TPID DIY terus berkomitmen akan menjaga tingkat inflasi pada sasaran yang ditetapkan. Sehingga mendukung pemulihan ekonomi DIY," kata Miyono, Selasa (2/2).
Inflasi di awal 2021 ini disebabkan oleh seluruh komponen inflasi. Baik dari inflasi kelompok inti, inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) maupun inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food).
Inflasi pada kelompok inti pada Januari 2021 ini merupakan pertama kalinya. Sebab, sejak tiga bulan berturut-turut pada Oktober hingga Desember 2020 lalu mengalami perlambatan.
"Hal ini merupakan indikasi positif, yang menunjukkan perekonomian DIY yang perlahan mulai bergerak," kata dia.