REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta tidak memungkiri kemungkinan langkah untuk merumahkan sebagian karyawan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta. Itu menyusul penutupan kembali objek wisata tersebut akibat pandemi Covid-19.
"Besok itu mungkin bisa jadi dirumahkan, tetapi keeper, dokter hewan, dan satpamnya dipekerjakan seperti biasa," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Senin (1/2).
Ia mengatakan, kemungkinan tersebut terjadi karena sulitnya Pemkot Surakarta mempertahankan operasional TSTJ selama pandemi Covid-19. Menurut dia, dalam kondisi seperti ini, tidak mungkin TSTJ dibuka seperti biasa. "Percuma, daripada nanti kami malah kena persoalan. Keputusan Pak Sekda tutup sekalian aja," katanya.
Meski demikian, terkait kemungkinan merumahkan karyawan sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan. "Kemarin kan selalu saya sampaikan targetnya itu hewannya selamat pegawainya bisa ngliwet (memasak nasi)," katanya.
Ia mengatakan, awalnya Pemerintah Kota Surakarta akan menggunakan anggaran belanja tak terduga (BTT) untuk penggajian. Meski demikian, sesuai aturan BTT tidak bisa digunakan untuk menggaji karyawan.
"Dipikir menggunakan anggaran BTT boleh, ternyata nggak boleh untuk gaji karyawan administrasi sampai direktur, tetapi kalau untuk menggaji keeper dan dokter hewannya boleh. Untuk beli makannya juga boleh, kemarin sudah kami anggarkan Rp 1,9 miliar untuk setahun ini," katanya.
Meski demikian, ia memastikan, jika situasi sudah normal TSTJ akan kembali dibuka untuk masyarakat umum.