Ahad 31 Jan 2021 16:14 WIB

Kemenhub Uji Terbang Bandara Jenderal Besar Soedirman

Angkasa Pura II sudah menyelesaikan landasan pacu bandara Soedirman.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Dwi Murdaningsih
bandara (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
bandara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan uji terbang di Bandara Jenderal Besar Soedirman, Purbalingga. Saat ini, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) sudah menyelesaikan landasan pacu bandara tersebut.

“Pada proofing flight hari ini, pendaratan berjalan lancar dan mulus. Kami akan berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II untuk melakukan verifikasi,” kata Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto, Ahad (31/1).

Baca Juga

Pesawat King Air nomor registrasi PK – CAN digunakan untuk proofing flight. Pesawat tersebut mendarat mulus di landasan pacu baru Bandara Jenderal Besar Soedirman menjelang pukul 09.00 WIB dengan membawa enam penumpang dan tiga kru pesawat.

Pada tahap awal, Novie memastikan setelah proses verifikasi usai dan mendapat persetujuan dari regulator, Bandara Jenderal Besar Soedirman akan dibuka dalam rangka pengoperasian minimal. “Operasional bekerja sama dengan TNI AU Lanud Jenderal Besar Soedirman untuk menggunakan fasilitas TNI AU sebagai fasilitas sisi darat seperti terminal penumpang, bangunan PK-PPK dan sebagainya,” ungkap Novie.

AP II sudah menyelesaikan pembangunan landasan pacu atau runway di Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga. Pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman dilakukan sekitar dua tahun lalu.

“Fasilitas utama sisi udara dengan pembangunannya sudah mencapai 100 persen adalah runway, taxiway, dan apron,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin, Ahad (31/1).

Dia mengatakan, kapasitas sisi udara tersebut dapat digunakan untuk melayani penerbangan pesawat jenis twin propeller seperti ATR 72-600. Bandara tersebut memiliki landasan pacu sepanjang 1.600 meter, apron seluas 69 merer, dan taxi way selebar 15 meter.

Awaluddin menuturkan, AP II mulai membangun Bandara Jenderal Besar Soedirman tersebut dari nol tau sejak lahan masih berupa greenfield. “Sekarang, Purbalingga sudah memiliki bandara dengan seluruh pembangunan sisi udara dilakukan anak bangsa. Semoga apa yang kita semua lakukan dapat membawa manfaat terhadap pengembangan konektivitas udara di tanah air,” jelas Awaluddin.

Dia menambahakan masih ada proses yang akan dilakukan setelah pembangunan fasilitas utama sisi udara tuntas 100 persen. Proses selanjutnya yani verifikasi yang dilakukan regulator penerbangan sipil atau Kementerian Perhubungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement