REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi sebanyak 70 persen penduduk Indonesia dalam waktu 15 bulan. Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, perkiraan waktu tersebut adalah yang terlama, karena Presiden meminta vaksinasi diselesaikan dalam waktu 12 bulan atau setahun.
Menkes beralasan, vaksinasi harus dilakukan secepat mungkin. Karena dari seluruh vaksin yang ada, masih belum diketahui berapa lama kekebalan yang dihasilkan dari vaksin tersebut. Apakah seperti vaksin meningitis untuk haji yang bisa tahan 2 tahun, vaksin hepatitis yang 6-12 bulan atau vaksin influenza yang sekitar 12 bulan.
"Jadi kita secara konservatif pakai yang 12 bulan, sehingga kita targetkan dalam waktu setahun sudah divaksinasi," ujar Menkes dalam Webinar Vaksin Covid-19 untuk Indonesia Bangkit, Sabtu (30/1).
Indonesia telah memesan vaksin Covid-19 dari empat produsen vaksin yakni Sinovac, Novavax, Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca-Oxford. Sebanyak 70 persen dari 270 juta penduduk Indonesia akan divaksinasi dalam waktu setahun. Jika dikecualikan ibu hamil, masyarakat di bawah usia 18 tahun, dan golongan penyakit komplikasi, dan penyintas Covid-19, maka ada sebanyak 181 juta orang yang ditargetkan untuk divaksinasi.
Masing-masing perlu disuntik sebanyak dua dosis, sehingga diperlukan sekitar 363 juta dosis vaksin. Kemudian ditambah 15 persen cadangan menjadi 426 juta dosis yang akan digunakan untuk memvaksinasi 70 persen rakyat Indonesia.
Saat ini sebanyak 1,5 juta tenaga kesehatan menjadi kelompok pertama yang telah divaksinasi. Per Jumat (29/1), sebanyak 490 ribu nakes telah divaksinasi dan ditargetkan seluruhnya akan selesai pada akhir Februari.
Selanjutnya tenaga layanan publik seperti TNI dan Polri yang diperkirakan akan dimulai pada Maret. Kemudian pertengahan April, Pemerintah akan memvaksinasi seluruh penduduk Indonesia.
Permasalahan utama dalam pengadaan vaksin adalah logistik, karena perlu dikirim dengan temperatur tertentu yakni 2-8 derajat celcius. Namun Menurut Menkes, Indonesia sudah terbiasa menyediakan vaksin untuk anak-anak di seluruh Indonesia, sehingga 10 ribu Puskesmas sudah siap untuk membantu menyalurkan vaksin.
"Khusus vaksin berbasis teknologi yang paling modern, Pfizer dan Moderna itu perlu logisitk rantai dingin yang lebih rendah lagi. Pfizer butuh minus 70 derajat, Moderna minus 20 derajat, jadi ada kompleksitas tambahan untuk vaksin-vaksin tersebut," kata Menkes.