Jumat 29 Jan 2021 22:29 WIB

Itera: Batu Hantam Rumah di Lampung adalah Meteorit

Suara dentuman yang terdengar warga di Lampung Tengah diduga dari meteorit pecah.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Yudha Manggala P Putra
Tim Institut Teknologi Sumatera teliti batu angkasa yang ditemukan warga di Lampung Tengah, Jumat (29/1).
Foto:

Selain itu, batuan tersebut juga mengandung unsur hidrat yang memicu oksidasi dengan ditunjukan adanya bagian batu yang berwarna kekuningan. Batu tersebut menunjukan memiliki kandungan air, tapi bukan air dari Bumi. Sehingga sangat tampak batu tersebut berkarat meski dalam waktu yang singkat.

Danni Gathot Harbowo menyebut dari hasil pengujian dengan magnet, batuan itu terbukti mengandung unsur logam. "Terkait unsur-unsur detail batu meteorit ini akan kami analisa di laboratorium selama satu minggu ke depan, dan mudah-mudahan bisa lebih cepat, sehingga kita bisa tau unsur-unsur di dalamnya," katanya.

Gathot meminta warga untuk tidak menyalahgunakan batu meteorit tersebut. Termasuk mengonsumsi air rendaman batu. Sebab dikhawatirkan masih adanya unsur-unsur radioaktif dari meteorit.

“Dikhawatirkan adanya unsur-unsur yang terkandung di meteorit, yang terkena panas, dan tekanan akhirnya meradioaktifkan beberapa unsur. Untuk itu kami akan teliti lebih lanjut,” ujar Gathot.

Gathot menyebut, fenomena penemuan meteorit tersebut merupakan fenomena langka, dan menjadi kesempatan Itera untuk melakukan penelitian lebih mendalam.

“Kami sudah membawa sampel batunya, untuk diuji di laboratorium, semoga hasil kami bisa lebih cepat, dan bisa dijelaskan detail. Hasil analisis laboratorium akan kami sampaikan,” kata dia.

Robiatul Muztaba  menduga, suara dentuman yang terdengar oleh warga di Kabupaten Lampung Tengah dan Tanggamus ada hubungannya dengan fenomena jatuhnya meteorit tersebut. Diduga, suara dentuman terdengar saat meteorit pecah di langit atau dikenal sebagai fenomena fireball.

Tim peneliti Itera mengimbau, warga tidak perlu panik dengan adanya fenomena jatuhnya meteorit tersebut. Warga bisa menghubungi peneliti jika fenomena serupa terulang kembali. Ia menambahkan,  fenomena hujan meteor memang terjadi sepanjang Januari 2021. Puncak hujan meteor terjadi pada 3-4 Januari lalu.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement