Febri mengatakan, salah satu indeks yang menukik turun adalah korupsi terkait sektor bisnis. "Nggak mungkin bicara investasi dan pertumbuhan ekonomi, tanpa komitmen pembebasan korupsi," kata Febri lagi.
Melihat menurunnya IPK tersebut, dia meminta, pemerintah dan instansi terkait membuka diri dan menerima hasil tersebut. Menuruntya, stakeholder terkait berhenti mengatakan bahwa KPK masih baik-baik saja di tengah penilaian global tersebut.
"Lebih baik jujur dan hal ini jadi cermin agar kita semua lakukan evaluasi lebih serius," katanya.
Seperti diketahui, Indonesia mengalami penurunan IPK berdasarkan riset yang dilakukan TII. Indonesia berada di posisi ke-102 dengan nilai 37, dengan asumsi nilai 0 terendah dan 100 tertinggi.
Indeks persepsi korupsi Indonesia berada di posisi kelima se-Asia Tenggara. NKRI berada di bawah negara tetangga seperti Singapura dengan skor 85, Brunei Darussalam dengan skor 60, Malaysia dengan skor 51 dan Timor Leste dengan skor 40.