Kamis 28 Jan 2021 15:30 WIB

Dosen UBSI Berhasil Deteksi Otomatis Kanker Payudara

Deteksi itu melalui citra Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Dosen UBSI berhasil mendeteksi kanker payudara  melalui citra Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Foto: Dok UBSI
Dosen UBSI berhasil mendeteksi kanker payudara melalui citra Magnetic Resonance Imaging (MRI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker menjadi momok menakutkan bagi semua orang. Banyaknya kasus penderita kanker yang berakhir kematian semakin membuat masyarakat resah.

Menurut data Global Cancer Observatory, jumlah penderita kanker mencapai 18 juta orang dengan kematian yang berjumlah 9,6 juta setiap tahun. Di Indonesia sendiri, kasus kanker payudara merupakan paling tinggi dengan total 58.256 kasus disusul oleh kanker serviks dan kanker ovarium. 

Pentingnya mendeteksi sel kanker sejak dini merupakan langkah awal untuk mengantisipasi berkembangnya sel kanker. Hal ini yang mendorong  Gunawan, dosen Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) membuat penelitian rekonstruksi citra payudara hasil scan Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk mengetahui sejauh mana penyebaran sel kanker. 

“Kemajuan teknologi harus dibarengi dengan inovasi yang semakin memudahkan segala aspek bidang, seperti kesehatan. Dengan menerapkan teknologi image processing atau pengolahan citra, kita  dapat mendeteksi atau mendiagnosa kelainan pada tubuh manusia,” ujar Gunawan melalui rilis, Rabu (27/1).

Menurutnya, image processing merupakan metode dalam pengolahan gambar ke dalam bentuk digital. Sehingga,  hasil dari gambar tersebut dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti game, film, fotografi, volumentrik dan lain-lain. Penelitiannya ini dapat mengidentifikasi sel kanker dengan jumlah objek yang dibandingkan. 

“Penelitian ini menggunakan objek 28 citra payudara yang merupakan hasil scan MRI.  Jumlah 28 objek citra tersebut terdiri dari 14 citra terdeteksi kanker dan 14 citra yang tidak terdeteksi kanker. Hal ini dilakukan untuk membandingkan sel mana yang lebih cocok terdeteksi sebagai sel kanker,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa sebelum dilakukan pengolahan citra, 28 objek citra harus melalui tahapan preprocessing, processing dan clustering. Dalam tahapan processing,  objek tersebut dibuat menjadi citra mask. Hal ini berguna untuk mengidentifikasi objek dengan intensitas tinggi. 

“Dari hasil pengolahan citra, dilanjutkan dengan pemisahan objek berwarna putih dan hitam, semakin besar objek yang terlihat maka secara otomatis dapat dideteksi sebagai sel kanker,” jelasnya dalam keterangan pers. 

Gunawan berharap agar penelitiannya ini dapat membantu pelayanan di rumah sakit khususnya biodemical dalam mendeteksi kanker payudara secara cepat. 

“Semoga penelitian ini dapat membantu rumah sakit agar cepat mengidentifikasi apakah seseorang benar-benar terkena kanker payudara atau tidak,”   tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement