Rabu 27 Jan 2021 16:17 WIB

Warga Pengangkut Jenazah di TPU Cikadut Lakukan Aksi Mogok

Isu adanya pungli di TPU Cikadut menjadi penyebab mogoknya jasa pengangkut jenazah.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Sebuah poster bertuliskan jasa pikul jenazah Covid-19 berhenti sementara dipasang di gerbang di Pemakaman khusus Covid-19 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung, Rabu (27/1). Hal tersebut disebabkan petugas yang biasa mengangkut jenazah positif Covid-19 di TPU Cikadut melakukan aksi mogok bekerja.
Foto:

Tiga jenazah Covid-19 di TPU Cikadut, Kota Bandung, sempat telantar sebelum dimakamkan sebab tidak terdapat petugas yang mengangkat peti jenazah menuju liang lahat dan yang dikuburkan. Akhirnya, pihak keluarga yang menguburkan jenazah dengan alat perlindungan diri seadanya.

Berdasarkan pantauan pada Rabu (27/1), setiba di area parkiran pemakaman Covid-19, peti jenazah Covid-19 diangkut oleh pihak keluarga atau ahli waris didampingi pihak rumah sakit. Selanjutnya, jenazah dibawa langsung ke liang lahat.

Para ahli waris lantas mulai memasukkan peti jenazah ke dalam liang lahat. Mereka menggunakan alat pelindung diri seadanya, bahkan terdapat pihak keluarga yang tidak memakai APD.

Salah seorang ahli waris, Chandra mengaku, mengangkut peti berisi jenazah paman yang terpapar Covid-19. Selanjutnya, pihaknya langsung memakamkan jenazah tersebut dengan alat perlindungan diri seadanya yang dibeli sebelum datang ke pemakaman.

"Yang meninggal paman, tadi beli APD sendirian," ujarnya saat ditemui di TPU Cikadut, Rabu (27/1).

Ia melanjutkan, pascapamannya meninggal sempat harus menunggu kurang lebih 3 jam untuk pengurusan pemakaman. Hingga akhirnya, pemakaman dilakukan oleh pihak keluarga.

Dede (60), warga Ciroyom Kota Bandung juga terpaksa memakamkan jenazah adiknya yang positif Covid-19 di TPU Cikadut, Rabu (27/1) siang. Ia bersama adik-adiknya yang lain bersama-sama mengangkut peti berisi jenazah dari mobil ambulans lalu membawa ke liang lahat untuk dimakamkan.

Mereka memakamkan jenazah dengan menggunakan APD seadanya. Dede mengaku sempat kewalahan sebab sebelumnya tidak mempersiapkan diri akan memakamkan jenazah Covid-19.

Ia pun baru menyadari bahwa petugas yang biasa mengangkut jenazah Covid-19 dan memakamkan di TPU Cikadut melakukan aksi mogok bekerja. Selebihnya, Dede sempat kebingungan karena jenazah adiknya harus menunggu lama disebabkan tidak ada yang mengangkut dan memakamkan.

"Waktu ambulans kenapa lama dis ana (di parkiran) ternyata alasannya enggak ada orang untuk memikul. Kedua saya konfirmasi orang sini memang orang yang angkat jenazah enggak ada," ujarnya saat ditemui di TPU Cikadut, Rabu (27/1).

Ia pun sempat bertanya kepada pihak rumah sakit terkait proses pemakaman namun dijawab tidak ada yang mengangkut dan memakamkan. Akhirnya, pihak keluarga memutuskan untuk memakamkan dengan peralatan APD seadanya.

"Saya bingung masalahnya saya enggak punya APD, saya gak biasa harus gimana. Saya kebingungan," ujarnya.

 

photo
Tata cara pemakaman jenazah pasien corona atau Covid-19 - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement