REPUBLIKA.CO.ID,PALU -- Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Palu menggalakkan sosialisasi di sejumlah sekolah di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sebagai salah satu upaya memberantas penyalahgunaan narkoba yang kini sangat memprihatinkan di provinsi itu.
Kepala BNN Kota Palu AKBP Baharuddin mengatakan Sulteng merupakan daerah peringkat keempat di Indonesia dalam kategori rawan narkoba, terutama di Kota Palu, sehingga pihaknya proaktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk kalangan pelajar.
"Kami menjalin kerja sama dengan pihak sekolah untuk mengantisipasi agar siswa tidak terlibat kasus narkoba. Kerja sama BNN dengan pihak sekolah ini juga untuk mendeteksi sejak dini, agar indikasi narkoba di lingkungan sekolah bisa segera diantisipasi," ujarnya pada acara sosialisasi narkoba di SMP Negeri 2 Palu, Selasa (27/1).
Baharuddin mengatakan kegiatan sosialisasi yang dilakukan BNN pada awal 2021 ini telah menyisir sebanyak lima sekolah menengah pertama di Kota Palu, sekaligus juga melakukan pemeriksaan mendadak kepada peserta siswa dengan menggunakan alat periksa urin yang akurat.
Ia juga menyampaikan jika mengetahui ciri-ciri anak yang terindikasi narkoba seperti anak malas, pola hidup berubah, tidur tidak teratur, makan tidak teratur, belajar tidak semangat, maka hendaknya orang tua atau guru di sekolah bisa menghubungi pihak BNN setempat untuk segera ditangani dengan baik.
"Kalau melihat ciri-ciri anak seperti itu, bisa hubungi BNN untuk dilakukan tes urin. Jangan bawa ke polisi, tapi BNN bisa tangani dengan memberikan solusi agar anak tidak kecanduan. Kita harapkan kerja sama dengan guru dan orang tua murid, dan orang tua harus bisa merangkul, jangan jadikan musuh," ujarnya.
Sementara itu pemateri dari Kepala Bidang PAUD dan Masyarakat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng Dr Dasman Lamasiara menyatakan pentingnya membangun kemitraan dan kolaborasi antara satuan pendidikan, masyarakat dan orang tua.
"Hal penting ini tidak boleh dilakukan hanya sepihak oleh sekolah, tentu perlu kemitraan tiga pilar sebagai tri sentra pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat," ujarnya.
Ia mengatakan keterlibatan orang tua sangat penting untuk mengawasi anak belajar, mencegah terjadinya 'bullying', tidak terjadi kekerasan, dan mencegah terjadinya peredaran narkoba, serta hal lain terkait tindakan antisosial.
"Kolaborasi secara maksimal satuan pendidikan, masyarakat dan orang tua untuk ikut menyelesaikan masalah yang dihadapi atau bisa terlibat dan menjadi bagian pemecahan masalah atau pencegahan dini bahaya narkoba," ujarnya.
Kepala SMP Negeri 2 Palu Ninik Yuliati mengatakan kegiatan sosialisasi narkoba sekolah itu, selain menghadirkan pemateri Kepala BNN Kota Palu, juga Dr Dasman Lamasiara SPd MSi, dan Pelman.
Kegiatan sosialisasi yang menerapkan protokol kesehatan di ruang rapat dengan jumlah peserta terbatas dari kalangan guru, siswa, orang tua, dan pengurus komite sekolah, juga dikuti peserta secara daring dari kalangan guru dan siswa sekolah tersebut.
Ninik mengatakan adalah pelaksanaan sosialisasi narkoba ini atas kerja sama BNN dengan Satuan Pendidikan Masyarakat untuk mencegah dan mendeteksi anak-anak yang bersekolah di SMP Negeri 2 Palu agar tidak terpengaruh dengan obat-obatan yang berbahaya itu.
"Kita bisa lebih dini mengetahui apa gejala yang terjadi pada siswa, sehingga kita bisa berkomunikasi dengan pihak BNN untuk mengambil langkah yang terbaik untuk mengatasi masalah narkobaini. Jadi tujuan kami untuk menyelamatkan generasi muda penerus bangsa yang melanjutkan estafet agar bebas dari narkoba," ujarnya.
Pada acara sosliasasi narkoba tersebut,BNN Palu juga melakukan tes urin secara mendadak kepada salah seorang peserta dari kalangan siswa SMP Negeri 2 Palu, Muhammad Hidayat, dan hasilnya dinyatakan negatif.