Selasa 26 Jan 2021 07:05 WIB

Top 5 News: Polemik Jilbab, Kepala SMK 2 Padang Siap Dipecat

Senator Minta Rasisme Ketua Projamin ke Pigai Diproses Hukum

Sekelompok siswa berjilbab di Jakarta pada tahun 1982 yang di larang masuk sekolah.
Foto:

2. Qari Termuda Maroko Baca Alquran dengan Gaya Baru

RABAT -- Yahya Sedqi merupakan pembaca Alquran termuda di Maroko. Ia telah merekam dan merilis bacaan Alquran secara keseluruhan.

Menurut Casa 24, Yahya membacakan Alquran dengan suaranya yang merdu. Hal ini lantas membuatnya populer sejak masa kanak-kanak.

Yahya Sedqi merupakan pembaca Alquran termuda di Maroko. Ia telah merekam dan merilis bacaan Alquran secara keseluruhan.

Qari termuda di negara itu juga disebut telah berinovasi menggunakan gaya mengaji yang baru, dengan memadukan gaya yang berbeda. Dilansir di Ahlul Bayt News Agency (ABNA), Senin (25/1), anak laki-laki tersebut telah berpartisipasi dalam sejumlah kompetisi pengajian Alquran internasional.

Baca berita selengkapnya di sini.

3. Sejarah Geger Jilbab, Sejarah Berulang Setelah 40 Tahun

Hari-hari ini terjadi geger soal jilbab kembali. Ada seorang orang tua non-Muslim di sebuah SMK Negeri di Padang mengatakan, putrinya dipaksa oleh peraturan sekolah memakai jilbab.

Berbagai kontroversi pun timbul. Berbagai klarifikasi muncul, baik dari penjelasan pihak sekolah secara langsung, pihak Depdikbud setempat, hingga mantan wali kota yang bicara mengapa aturan itu ada dan sejak lima tahun lalu saat aturan dibuat tak ada pemaksaan bagi siswi non-Muslim memakai jilbab.

Sekelompok siswa berjilbab di Jakarta pada tahun 1982 yang di larang masuk sekolah.

Namun, apa pun kontroversi itu, kini soal jilbab menyeruak kembali. Hal ini juga sebenarnya tak terjadi di Indonesia saja. Di Eropa, misalnya, pun begitu. Di Prancis, Belgia, dan negara Eropa lain juga sama dengan sikap non-Muslim di Indonesia. Di sini, minoritas menutut siswi sekolah untuk jangan memakai jilbab. Di Eropa, Muslim yang menjadi minoritas menuntut pemakaian jilbab. Sama-sama menuntut, hanya beda tujuan.

Munculnya kontroversi ini juga mau tidak mau dikaitkan denga suasana 'persaingan politik' masa lalu hungga kini di Indonesia atau mereka yang pro-Islam dan kelompok yang tidak. Situasi kontemporer sama persis seperti yang terjadi pada 1980-an kala Orde Baru sedang kuat-kuatnya karena ekonomi negara saat itu lumayan.

Soal pemakaian jilbab di Indonesia memang mau tidak mau hadir ketika muncul Revolusi Iran yang dipimpin Imam Khoemaeni pada 1979. Kala itu, Muslim Indonesia tersentak karena ternyata ada kekuatan Islam politik yang mampu berada di puncak kekuasaan sebuah negara. Janggut, serban, celana cingkrang, jilbab, hingga pengajian anak-anak muda muncul dengan marak.

Baca berita selengkapnya di sini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement