Senin 25 Jan 2021 12:46 WIB

Saung Angklung Udjo Terancam Tutup, Ini Reaksi Pemkot

Saung Angklung Mang Udjo kesulitan pendanaan akibat pandemi.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pekerja membersihkan lantai aula pertunjukan di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, Ahad (24/1/2021). Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo menyatakan, Saung Angklung Udjo tercancam akan ditutup akibat pandemi COVID-19 yang membuat penurunan pengunjung secara signifikan ke pusat kebudayaan musik sunda yang telah didirikan sejak 1966 tersebut.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Pekerja membersihkan lantai aula pertunjukan di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jawa Barat, Ahad (24/1/2021). Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat Udjo menyatakan, Saung Angklung Udjo tercancam akan ditutup akibat pandemi COVID-19 yang membuat penurunan pengunjung secara signifikan ke pusat kebudayaan musik sunda yang telah didirikan sejak 1966 tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung mendorong agar objek wisata kebudayaan Sunda, Saung Angklung Udjo untuk mengusulkan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Usulan bantuan tersebut dapat dilakukan melalui asosiasi yang menaungi Saung Angklung Udjo.

"Nah ini kemarin itu banyak komplain juga kenapa hanya itu, ya saya bilang asosiasinya bergerak toh ini juga bagian dari upaya yang disampaikan oleh PHRI," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna, Senin (25/1).

Ia mencontohkan, asosiasi yang menaungi mal di Kota Bandung telah mengajukan permohonan bantuan di masa pandemi Covid-19. Oleh karena, asosiasi yang menaungi Saung Angklung Udjo dapat mengajukan bantuan tersebut.

"Kita tahu Saung Angklung Udjo relatif tidak ada kegiatan artinya bisa mati juga padahal aset luar biasa. Orang mau berlatih terhalang situasi dan kondisi dan regulasi gak boleh ada kerumunan," katanya.

Ema mengatakan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (Disbudpar) memiliki strategi untuk menangani permasalahan tersebut. Disamping itu, Saung Angklung Udjo dapat terus berinovasi agar dapat bertahan.

Ia mengatakan, Saung Angklung Udjo dapat memanfaatkan asosiasi untuk mengajukan permohonan bantuan. Pada tahun 2020 lalu, Ema mengatakan sejumlah asosiasi telah  mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat dengan berbagai persyaratan yang telah ditentukan.

Ia menuturkan, pada tahun 2020 lalu, terdapat bantuan dari Kemenparekraf berbentuk dana hibah untuk pelaku pariwisata di Kota Bandung dengan persyaratan yang diperlukan. Namun, hanya sedikit yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. 

"Tahun lalu targetnya Rp 100 miliar, Rp 70 miliar untuk pelaku usaha jasa wisata di hotel dan resto dua sektor ternyata setelah dilakukan verifikasi banyak yang tidak memenuhu syarat sehingga yang memenuhi syarat hanya 200 sekian pengusaha. Detailnya ada di bu Kenny, uangnya tidak jadi 70 miliar," katanya.

Ia melanjutkan, dana Rp 30 miliar digunakan untuk penunjang kegiatan yang dilaksanakan oleh Disbudpar seperti menghadirkan tempat wisata yang sehat, aman dan bersih. Selain itu, kampanye tentang kebersihan di destinasi wisata selama pandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement