Jumat 22 Jan 2021 19:49 WIB

'Penularan Covid Bisa Makin Besar, Faskes Bisa Chaos'

Epidemiolog menyarankan pemerintah menerapkan PSBB daripada PPKM.

Tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet, Jakarta, Jumat (22/1). Berdasarkan data per Jumat (22/1) pukul 08.00 WIB, RSD Wisma Atlet saat ini merawat 4.935 pasien Covid-19 dari jumlah tempat tidur sebanyak 5994 atau secara keseluruhan jumlah keterisian tempat tidur mencapai 82,33 persen. Republika/Thoudy Badai
Foto:

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir mengaku pihaknya telah memprediksi kenaikan kasus Covid-19 usai libur nataru. Ini berdasarkan pengalaman libur 2020 lalu seperti lebaran dan kemerdekaan Indonesia bahwa setiap kali ada libur panjang maka dalam satu atau dua pekan kemudian terjadi lonjakan kasus.

"Hanya saja kenaikan kasus pada Juli dan September 2020 tidak ada masalah, kenapa? Karena keterisian rumah sakit (BOR) kita masih ada di sekitar 35-40 persen. Namun, pada saat sekarang ini betul-betul mengkhawatirkan karena BOR rumah sakit sudah 80 persen ke atas sehingga kita memprediksi jika ada lonjakan kasus begitu tinggi maka ada kemungkinan ada beberapa masyarakat tidak tertampung di rumah sakit," kata Abdul, Jumat (22/1).

Abdul menyebutkan jumlah rumah sakit di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 2.979 rumah sakit dan tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid-19, baik itu tempat tidur isolasi dan ICU sebanyak 81.022 tempat tidur per 21 Januari 2021. Sementara, pasien yang dirawat di RS sebanyak 52.719 pasien maka BOR masih berada 64,83 persen secara nasional.

Namun, jika dilihat kota per kota atau provinsi memang ada beberapa daerah yang BOR nya diatas 80 persen bahkan misalnya, DKI Jakarta sebanyak 82 persen. Pihaknya khawatir penambahan pasien ini akan berdampak pada tingginya angka kematian hingga angka penularan kasus pada tenaga kesehatan.

"Artinya secara umum sudah mengkhawatirkan, jika kasus terus bertambah, ada kemungkinan pasien tidak tertampung," katanya.

Oleh karena itu, Kemenkes melakukan antisipasi dengan mengeluarkan surat edaran Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang meminta seluruh rumah sakit (RS), baik rumah sakit vertikal milik pemerintah, RS TNI/Polri, RSUD, hingga RS swasta untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit dengan cara menambah tempat tidur yang ada di rumah sakit tersebut untuk melayani pasien Covid-19. Kemenkes menargetkan kenaikan kapasitas RS bisa hingga 40 persen. Tak hanya itu, Kemenkes juga meminta jumlah ruang ICU ditambah 25 persen.

"Mudah-mudahan dengan demikian rumah sakit dalam posisi aman dan tidak ada masyarakat kita yang tak tertampung di rumah sakit," ujarnya.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta upaya untuk menekan Covid-19 selain di hilir juga jangan melupakan hulu. Termasuk, memodifikasi protokol kesehatan 3M yaitu menambahnya dengan mengkondisikan daya tahan tubuh.

Ketua Umum  Pengurus Besar IDI Daeng M. Faqih menjelaskan, ketika berbicara pengendalian infeksi wabah termasuk virus ini maka harus upaya di hilir harus dilakukan yaitu masyarakat yang sakit segera ditemukan. Kemudian ketika telah ditemukan, orang yang terinfeksi virus ini diisolasi dan diobati sampai sembuh atau upaya 3T.

"3T ini perlu diperkuat, pemerintah sudah sangat memperhatikan pelacakan (tracing) bahkan merekrut tenaga khusus untuk menemukan kasus virus. Kemudian yang sudah terdeteksi terinfeksi virus itu diisolasi dan ditangani dengan baik , sehingga fasilitas pelayanannya memang harus cukup," ujarnya, Jumat (22/1).

Daeng menyadari, untuk mengubah perilaku menerapkan protokol kesehatan 3M tidaklah mudah karena masalah psikologi dan budaya. Ia menyadari, protokol kesehatan di beberapa daerah masih kelihatan berat, bahkan angka kejadian masih terus naik, kasus aktif melonjak hingga 40 persen.

"Sebaliknya, kalau strategi di hulu tidak diformat dengan baik maka masalah di hilir itu akan timbul sampai seterusnya. Kemudian ada hiruk pikuk di hilir atau pelayanan kesehatan akan luar biasa," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement