REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ribuan warga Kabupaten Aceh Tamiang mengungsi akibat banjir yang dipicu curah hujan intensitas tinggi sehingga merendam sejumlah kecamatan daerah setempat, dengan ketinggian air capai 1,5 meter di beberapa lokasi.
“Data sementara dari BPBD Aceh Timur total pengungsi sebanyak 4.147 jiwa dalam 1.142 kepala keluarga (KK),” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Ilyas di Banda Aceh, Jumat (22/1).
Ia menjelaskan, peristiwa banjir itu terjadi sejak Rabu (20/1) lalu sekitar pukul 20.00 WIB. Namun, hingga kini banjir meluas mencapai 11 kecamatan seperti Bandar Pusaka, Tenggulun, Sekerak, Bendahara, Kota Kuala Simpang, Karang Baru, Tanjung Karang, Ratau, Seruway, Kejuruan Muda dan Tamiang Hulu.
Luapan air sungai itu mengakibatkan pecah tanggul sungai di beberapa titik, sekaligus merendam ribuan unit rumah warga di 33 desa atau gampong dalam 11 kecamatan dengan ketinggian air mulai 50 sentimeter hingga 1,5 meter.
“Curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Aceh Tamiang menyebabkan beberapa desa yang yang berada di sepanjang aliran sungai mengalami banjir dan tanggul pecah di beberapa titik,” katanya.
Ilyas melanjutkan, total warga terdampak akibat banjir itu mencapai 10.043 jiwa dalam 2.437 kepala keluarga. Sementara warga yang pengungsi terdata di kecamatan
Bandar Pusaka, Sekerak, Kota Kuala Simpang, Karang Baru, Tanjung Karang, Rantau dan Kejuruan Muda.
"Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa banjir ini. Petugas BPBD Aceh Tamiang masih terus melakukan koordinasi dengan perangkat gampong, pemantauan debit air sungai dan pendataan. Untuk saat ini air belum surut," katanya.
Sebelumnya, BPBA juga melaporkan peristiwa banjir di sejumlah kabupaten/kota di Tanah Rencong sejak awal Januari 2021 lalu seperti Aceh Timur, Pidie, Bener Meriah, Langsa, Aceh Utara, dan beberapa daerah lain.