Jumat 22 Jan 2021 05:33 WIB

Amerika Serikat yang Terluka, Terbelah dan Coba Bangkit Lagi

Puisi di Penatikan Joe Biden, Ironi Amerika yang terluka

Penyair Amerika Amanda Gorman membacakan puisi saat Pelantikan Presiden ke-59 di US Capitol di Washington, Rabu, 20 Januari 2021.
Foto:

           *****

Memang inagurasi Presiden Amerika Serikat kali ini tidak biasa.

Presiden Donald Trump memilih tak hadir. Luka dan perpecahan yang Trump kobarkan belum reda.

Benar, Trump bukan presiden pertama yang tak menghadiri pelantikan presiden penerus. Pernah ada tiga presiden sebelumnya yang juga tak hadir. Yaitu, John Adams (1801), John Quincy Adams (1829), dan Andrew Johnson (1869). (2)

Tapi, itu era lampau. Sejak 150 tahun lalu, presiden selalu menghadiri pelantikan pengganti. Donald Trump mengabaikan tradisi panjang.

Publik Amerika masih membicarakan serangan kekerasan di Capitol Hill. Lima orang tewas akibat demo tak biasa dari pendukung Trump.

Tercatat pula, akibat ulahnya, Trump menjadi presiden pertama yang di-impeach dua kali. Walau, pemecatan itu selalu gagal di forum senat.

Jika ini semata menyangkut pribadi Donald Trump, tentu masalah menjadi ringan saja. Ulah Trump ini hanyalah cermin bangkitnya Ultra Kanan dalam politik Amerika Serikat.

Kalangan ultra kanan ini tak hanya menyentuh massa. Banyak pula elite dan politisi yang mendukungnya.

Isu Imigran, sebagai misal, tetap membelah publik Amerika Serikat. Isu “America First” dan peran seharusnya Amerika pada dunia, juga isu membelah lainnya.

Kebijakan Joe Biden yang lunak pada Imigran akan membuatnya peroleh perlawanan keras dari kalangan ultra kanan.

Sementara, Cina yang datang dengan sistem berbeda lebih otoritarian, kini terbukti lebih bersatu dan lebih melesat secara ekonomi.

Akankah ini akan menjadi dekade terakhir hegomoni Amerika Serikat di dunia? Telah datangkah era peralihan supremasi dunia? Apakah masalah waktu saja Cina akan menjadi pemimpin dunia berikutnya?

Di acara pelantikan itu, Presiden Joe Biden berikhtiar. Ia pompa optimisme bahwa Amerika akan kembali memimpin, menjadi mercusuar dunia. 

Joe Biden melakukan apa yang seharusnya dikerjakan oleh seorang pemimpin.

Tapi, apakah Amerika Serikat berhasil bangkit, bersatu kembali, menjadi pemimpin dunia kembali? Agaknya, jawaban itu baru kita ketahui 10 tahun dari sekarang.

 

Januari 2021

 

CATATAN

1. Tradisi membaca puisi di acara pelantikan presiden dimulai oleh John F Kennedy di tahun 1961.

https://lithub.com/read-every-presidential-inauguration-poem-ever-performed-there-are-fewer-than-you-think/

2. Trump bukan Presiden pertama yang tak hadiri pelantikan presiden pengganti. Tapi, sejak 150 tahun lalu, Trump yang pertama mengabaikan tradisi panjang untuk menghadiri inagurasi penggantinya.

https://www.google.co.id/amp/s/time.com/5928537/trump-biden-not-attend-inauguration-history/%3famp=true

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement