REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Sebanyak 54 korban gempa di Mamuju, Sulawesi Barat, tiba di Solo untuk transit sementara di Solo Techno Park, Kamis (21/1). Mereka akan difasilitasi Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk pulang ke daerah asal masing-masing.
Lima puluh empat orang tersebut masing-masing, dua orang berasal dari Demak, dua orang dari Magelang, dan 50 orang dari eks Karesidenan Surakarta
Para korban gempa tersebut diangkut oleh Pesawat Hercules milik TNI AU dari Makassar dan turun di Lanud Adi Soemarmo Solo di Kabupaten Boyolali. Setibanya di Lanud Adi Soemarmo, mereka menjalani rapid test antigen untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Ada lima orang yang hasil rapid test antigen dinyatakan positif. Selanjutnya mereka menaiki bus menuju Solo Techno Park untuk ditampung sementara. Sedangkan lima orang tersebut menaiki mobil ambulans.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, lima orang tersebut tetap dibawa ke STP namun akan diberikan ruangan terpisah dengan yang lainnya.
"Nanti diisolasi dulu di Solo Techno Park, besok baru diswab PCR. Kalau hasilnya positif dan tanpa gejala, maka dibawa ke Asrama Haji Donohudan untuk dikarantina disana," kata Rudyatmo saat menyambut korban gempa Sulbar di Solo Techno Park.
Wali Kota mengaku baru mendapatkan kabar kedatangan para pengungsi tersebut pada Rabu (20/1). Dia menyatakan siap menampung para pengungsi lantaran kelengkapan di STP sudah tersedia. Sebab, gedung tersebut sebelumnya digunakan untuk lokasi karantina pemudik pada libur Natal dan Tahun Baru. "Perangkat yang disiapkan ada lemari, tempat tidur, makan dari dapur umum dari BPBD dan Dinsos. Anggaran pakai Dana Tidak Terduga (DTT)," kata Wali Kota.
Salah satu korban gempa, Sukoyo (48), mengaku ingin pulang ke daerah asalnya di Kabupaten Karanganyar lantaran rumahnya di Mamuju sebagian retak-retak dan ada yang temboknya hancur. Dia tidak berani menghuni rumah tersebut sementara waktu. Sukoyo lalu mendapatkan informasi jika ada pesawat Hercules yang akan mengangkut korban gempa ke Malang dan Jakarta sehingga dia langsung mendaftarkan diri. "Saya niat sendiri mau pulang karena daripada disana," ujar pria yang sudah 18 tahun merantau ke Mamuju tersebut kepada wartawan.
Bapak tiga anak tersebut mengaku trauma karena kondisi terakhir masih terus ada gempa susulan. Karenanya dia mengajak anak dan istrinya untuk pulang sementara ke Karanganyar. "Ada rencana balik ke sana kalau kondisi sudah stabil," imbuh pria yang memiliki rumah makan bakso di Mamuju tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Ahyani, mengatakan Pemkot memfasilitasi tempat singgah sementara bagi korban gempa Mamuju sampai mereka diantar ke tempat tujuan atau dijemput keluarga. "Kami buka hotline agar mereka bisa berkomunikasi dengan keluarga, sekiranya mereka butuh diantar atau dijemput kami fasilitasi," kata Ahyani.