REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, mogok berjualan mulai hari ini, Rabu (20/1). Hal ini terjadi lantaran margin harga jual daging sapi sudah sangat tipis bahkan sampai rugi.
Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Kranji Baru, kios-kios yang biasanya diisi oleh pedagang daging itu tampak kosong tak berpenghuni.
Salah seorang pemilik kios bernama Rudi (34 tahun) mengatakan, aksi mogok jualan ini dilakukan sebagai puncak kekesalan para pedagang daging akan tingginya harga jual. Dia menuturkan, harga daging sapi eceran di tingkat rumah potong sudah naik sejak hari libur Natal lalu.
"Jadi ini memang puncak kekesalan kami. Harga mulai naik sejak natal dari yang tadinya Rp 110 ribu menjadi Rp 120 ribu," kata Rudi saat ditemui.
Kondisi ini diperparah karena adanya pandemi Covid-19. Sebagai pedagang daging yang sudah berpengalaman sejak tahun 2010, ia paham betul bahwa barang dagangannya itu kebanyakan dinikmati oleh konsumen menengah atas.
"Kebanyakan kan daging yang konsumsi itu orang menengah atas. Nah mereka selama corona pada mengurangi beli daging. Bisa dibilang kami itu sudah jatuh tertimpa tangga," ungkapnya.
Dia pun berharap kondisi ini dapat segera berlalu. Sedianya rencana mogok jualan ini akan dilakukan hingga Sabtu mendatang. Rudi dan pedagang sapi lainnya tentu ingin harga daging sapi dapat kembali normal.