REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana pergerakan tanah di Kampung Ciherang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, semakin meluas. Sehingga, ratusan warga dari dua rukun tetangga (RT) di daerah tersebut memilih mengungsi ke gedung sekolah dan ke rumah keluarganya yang lebih aman.
"Dari data sementara bencana ini melanda RT 01 dan 02, RW 02, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, kemungkinan akan semakin meluas karena ditemukan retakan-retakan baru. Warga yang rumahnya terdampak dan terancam, sebagian memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Relawan ProBumi Indonesia Asep Has di Sukabumi, Selasa (19/1).
Data sementara dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, jumlah pengungsi di RT 01 sebanyak 22 kepala keluarga (KK) atau 62 jiwa. Dari 62 warga, 23 jiwa atau delapan KK di antaranya memilih mengungsi di gedung SDN Ciherang dan sisanya atau sebanyak 14 KK (39 jiwa) mengungsi di tempat lain, seperti di rumah sanak saudaranya.
Kemudian untuk di RT 02, warga yang mengungsi di SDN Ciherang sebanyak enam KK atau 25 jiwa dan yang mengungsi di tempat lain (rumah keluarga) ada 16 KK atau 41 jiwa, sehingga totaluntuk di RT ini pengungsi ada 22 KK atau 66 jiwa. Dengan demikian, total pengungsi yang berasal dari dua RT itu sebanyak 44 KK atau 128 jiwa.
Tidak menutup kemungkinan jumlah warga yang mengungsi akan terus bertambah karena hingga saat ini pegerakan tanah masih terus berlangsung. Hingga saat ini ada puluhan rumah di tiga RT yang masuk dalam RW 02 yang kondisinya sudah terancam.
Untuk rinciannya di RT 01 ada delapan rumah yang dihuni sembilan KK atau 27 jiwa, selanjutnya di RT 02 jumlahnya 25 unit yang dihuni 29 KK atau 91 jiwa dan RT 03 rumah yang terancam 21 unit yang dihuni 21 KK atau 42 jiwa. Sehingga, total rumah yang terancam sebanyak 54 unit dengan jumlah penghuni 59 KK atau 160 jiwa.
Warga yang kondisi rumahnya terancam bencana pergerakan tanah masih memilih bertahan di rumahnya. Sementara itu, petugas gabungan, baik dari unsur BPBD, TNI, Polri dan relawan terus memantau kondisi itu, apalagi saat ini curah hujan cukup tinggi yang bisa menyebabkan pergerakan tanah semakin masif.
"Bantuan untuk para pengungsi sudah disalurkan, seperti perlengkapan tidur dan mandi serta makanan siap saji seperti yang disalurkan Palang Merah Indonesia (PMI), Pemkab Sukabumi dan lembaga lainnya," kata Asep Has, yang juga merupakan relawan PMI itu.
Asep mengatakan, hingga saat ini petugas gabungan masih terus memantau kondisi pergerakan tanah di Kampung Ciherang tersebut. Dampak dari bencana ini sejumlah rumah warga ambles, retak-retak dan kondisinya sudah miring.
Kemungkinan besar untuk diperbaiki sulit dilakukan, karena tanah setiap waktu terus bergerak, seperti bergeser dan ambles. Asep juga mengimbau kepada warga yang masih bertahan di rumahnya untuk selalu waspada.
Dengan curah hujan tinggi seperti sekarang ini dikhawatirkan pergerakan tanah bertambah masif. Jika merasakan atau melihat tanda-tanda akan datang bencana segera mengungsi atau menghubungi petugas terdekat untuk dilakukan evakuasi, katanya.