Selasa 19 Jan 2021 20:42 WIB

KLHK: Infrastruktur Ekologis Lokasi Banjir Kalsel tak Bagus

KLHK mencatat penurunan luas hutan alam sejak 1990 sampai dengan 2019 sebesar 62 %.

Personel Banser sedang membantu evakuasi korban banjir di Kalsel, Senin (18/1)
Foto:

Namun, Karli mengatakan terdapat faktor lain penyebab banjir besar di sana saat ini seperti anomali cuaca di daerah tersebut dengan tercatat curah hujan mencapai 461 milimeter (mm) pada 9-13 Januari. Angka itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata curah hujan bulanan yang hanya mencapai 394 mm di wilayah itu pada Januari 2020.

Hal itu membuat 2,08 miliar meter kubik (m3) volume air masuk ke DAS Barito di Kalsel, dengan kapasitas normal sungai hanya mencapai sebesar 238 juta m3.

Akibatnya sistem drainase tidak mampu mengalirkan air dengan volume yang besar dengan daerah banjir berada di pertemuan dua anak sungai. Selain itu, daerah itu juga merupakan wilayah datar dan elevasi rendah sehingga menjadi daerah akumulasi air dengan tingkat drainase rendah.

Karliansyah juga menyoroti bagaimana beda tinggi hulu dan hilir sangat besar. Alhasil, suplai air dari hulu dengan volume besar menyebabkan waktu konsentrasi air berlangsung cepat dan menggenangi dataran banjir.

Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai KLHK Saparis Soedarjoto mengatakan permasalahan lain yang ada di lokasi banjir Kalsel saat ini adalah profil wilayah yang membuat air tidak bisa mengalir dengan baik.

"Karena relatif datar, artinya tidak mudah teraruskan," kata Saparis.

KLHK, menurut dia, berusaha melakukan rehabilitasi lahan kritis yang ada di kawasan tersebut. Namun demikian, dirinya menyebut curah hujan di atas normal memang menjadi faktor utama penyebab banjir di daerah itu saat ini.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement