Selasa 19 Jan 2021 18:42 WIB

Zona Hijau yang Nyaris Hilang dari Peta Risiko Covid-19

Dari total 514 kabupaten/kota di Tanah Air hanya tersisa 14 zona hijau.

Petugas kesehatan membagikan alat tes usap kepada warga sebelum tes usap massal di halaman Wisma Haji Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (19/1/2021). Pemkot Madiun memfasilitasi tes usap secara gratis bagi warga yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19 guna pencegahan penyebaran SARS-CoV-2 seiring dengan terus meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 hingga daerah tersebut berstatus zona merah.
Foto:

Kenaikan kasus dibarengi dengan penuhnya rumah sakit di Tanah Air. Dari Jakarta dilaporkan, kapasitas rumah sakit per tanggal 17 Januari 2021 hanya tersisa 13 persen untuk menampung pasien Covid-19.

"Kapasitas tersisa 13 persen lagi untuk menampung pasien Covid-19, baik yang berasal dari Jakarta maupun luar Jakarta," tulis akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta, seperti dikutip Republika, Selasa (19/1).

Dalam unggahan itu, Pemprov DKI menyampaikan, angka penggunaan tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit di Ibu Kota sebanyak 87 persen karena melayani warga lintas provinsi. Sebanyak 63 persen tempat tidur diisi oleh pasien Covid-19 yang merupakan warga Jakarta.

Kemudian, 24 persen lainnya terisi oleh pasien dari luar Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Adapun jumlah tempat tidur isolasi dan ICU yang tersedia di Jakarta sebanyak 8.890 unit.

Jika dibandingkan dengan BOR provinsi lain, maka BOR DKI Jakarta lebih tinggi. Adapun, BOR di Provinsi Banten sebesar 79 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 78 persen, Jawa Barat 73 persen, dan Jawa Timur 69 persen.

Hal yang sama terjadi di Bekasi. Kepala Divisi Kesehatan Cahaya Foundation, Eka Diah Purwanti, yang bergerak di bidang kesehatan di Kota Bekasi menuturkan, setiap pekan ada lima sampai sepuluh pasien Covid-19 di Jabodetabek yang minta dicarikan rumah sakit.

"Mereka minta dicarikan ruang rawat pasien covid. Kami berupaya nge-link ke rumah sakit lewat rekanan yang sudah bekerjasama dengan kami. Karena kan banyak rumah sakit yang pasiennya membludak ya," tutur Eka saat dihubungi, Selasa (19/1).

Dia menerangkan, pasien bahkan ada yang harus menunggu hingga dua hari untuk mendapatkan isolasi di ruang perawatan. Pihaknya, membantu pasien untuk mencarikan ruangan sampai dapat.

"Kami tetap berusaha mencarikan sampai dapat. Kemarin di Tambun (Kabupaten Bekasi) menunggu dua hari, ditempatkan di sekitar situ juga," kata dia.

Sedangkan di Kabupaten Tangerang, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 juga sudah mendekati 100 persen. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Achmad Muchlis menuturkan, okupansi tempat tidur di wilayah Kabupaten Tangerang berada disekitar angka 80 persen hingga lebih dari 90 persen.

"Keterisian ICU 95,65 persen, non ICU 88,97 persen," kata Muchlis, kepada Republika. Tingginya okupansi tempat tidur di Kabupaten Tangerang telah terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini.

Kapasitas Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, juga penuh. "Sekarang sudah 80 persen ini. Karena kita atur (antreannya), dari puskesmas sebenarnya masih menumpuk banyak," ungkap Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet, Letkol Laut Muhammad Arifin, lewat telepon.

Untuk mengantisipasi membludaknya jumlah pasien yang dirawat di RSD Wisma Atlet, Arifin beserta jajarannya di sana mengatur alur masuk dan keluar pasien. Namun, dia tak merinci pengaturan alur tersebut lebih lanjut. Dia mengatakan, jika hal tersebut tidak dilakukan, maka kapasitas RSD Wisma Atlet tak mencukupi.

"Tapi kan kita atur flownya. Kalau langsung diloss ya tidak muat. di puskesmas-puskesmas lumayan cukup banyak menumpuk di sana," kata dia.

Arifin menjelaskan, sementara ini antrean yang ia tangani hanya dari puskesmas di wilayah Jakarta saja. Meski begitu, dia juga menyatakan, sudah ada puskesmas-puskesmas dari wilayah lain yang sudah mengarahkan pasien Covid-19 ke RSD Wisma Atlet.

"Sementara yang saya monitor dari DKI saja. Kalau dari yang lain juga ada yang ngirim dari Bogor, Gunung Putri. Depok juga mulai sudah mengarah ke sini," ungkap dia.

Dia juga mengungkapkan, dalam satu setengah bulan terakhir, tepatnya sejak pertengahan Desember, pasien yang masuk ke RSD Wisma Atlet lebih banyak pasien bergejala. Arifin mengatakan, situasi saat ini cukup parah yang ia lihat sepanjang wabah Covid-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu.

"Ini cukup parah sepanjang wabah ini yang paling tinggi yang bergejala. Jumlah pasien terbanyak dengan gejala. Itu satu sampai satu setengah bulan lalulah. Mulai Desember pertengahan itu sudah mulai banyak yang bergejala," kata dia.

photo
Tips bicara mengenai Covid-19 kepada anak. - (Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement