REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Ratusan warga korban gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, mengantre untuk mendapatkan tenda. Dilaporkan dari Mamuju, sejak Selasa (19/1) pagi, ratusan warga terlihat sudah mengantre di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju di Jalan Ahmad Kirang.
"Sejak tadi saya mengantre dan sampai saat ini belum mendapatkan giliran untuk mendapatkan bantuan tenda dan katanya ada juga lima kilogram beras," kata seorang warga Mamuju Ilham, ditemui saat mengantre untuk mendapatkan tenda di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju.
Ia mengaku mengungsi di Stadion Manakarra Mamuju bersama kedua orang tuanya, sesaat setelah terjadi gempa yang merusak rumahnya di kawasan Pasar Lama atau Pasar Sentral Mamuju. Sejak mengungsi di kawasan Stadion Manakarra Mamuju, ia dan para pengungsi lainnya sudah banyak mendapatkan bantuan dari sejumlah relawan.
Namun, yang sangat memprihatinkan lanjutnya, para pengungsi sangat kesulitan mendapatkan air bersih, termasuk untuk kegiatan MCK (mandi, cuci dan kakus).
"Kalau makanan dan minuman, banyak yang memberikan bantuan dari relawan. Tapi, kami sangat kesulitan air bersih untuk kegiatan MCK. Kalau saya, masih bisa pulang ke rumah tetapi orang tua saya harus ke masjid terdekat," tutur Ilham.
Pengungsi lainnya yang ditemui saat mengantre di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju Ramli mengaku sudah menunggu lebih dari dua jam. Tetapi belum juga mendapatkan tenda dan beras. "Saya di sini sejak pukul 10.30 WITA, tapi sampai sekarang, juga belum dipanggil untuk mendapatkan tenda," ujar Ramli.
Warga kata dia, tidak mendapatkan informasi terkait adanya bantuan tenda dan beras di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju tersebut. Warga lanjutnya, harus mencari informasi sendiri agar bisa mendapatkan bantuan.
"Tenda dan terpal memang sangat kami butuhkan, karena kalau makanan dan minuman banyak relawan yang mengantarkan ke lokasi pengungsian. Tidak ada pemberitahuan adanya bantuan tenda ini, jadi kebetulan memang saya berkeliling dan melihat ada yang mengantre sehingga saya juga ikut mengantre," tuturnya.
"Kalau kita tidak mencari sendiri, tidak akan mendapatkan informasi. Jadi kami (pengungsi) yang harus aktif mencari informasi agar bisa mendapatkan bantuan," ucap Ramli.
Seharusnya menurut Ramli, para Ketua RT yang mendata warganya yang membutuhkan bantuan kemudian mewakilkan untuk mengambil bantuan tersebut agar warga tidak perlu berdesak-desakan mengantre.
"Kita sudah menderita karena terpaksa mengungsi, eh kita juga yang harus berkeliling mencari bantuan. Seharusnya, Ketua RT yang mengkoordinir kemudian mewakili warganya sehingga kita tidak harus mengantre berjam-jam seperti ini," kata Ramli.
Hingga Selasa sore, antrean pengungsi di depan rumah jabatan Wakil Bupati Mamuju masih terus berlangsung. Pengungsi dari seluruh wilayah Kabupaten Mamuju terus mendatangkan untuk mengantre mendapatkan tenda dan beras.