Penjelasan:
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan, produk vaksin Covid-19 bebas dari cip.
Hal ini Erick sampaikan saat meninjau proses vaksinasi para tenaga kesehatan, asisten, dan penunjang tenaga kesehatan (nakes) di bawah naungan rumah sakit BUMN yang berlangsung di RS Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/1).
"Tidak ada cip," ujar Erick kepada para tenaga kesehatan, asisten, dan penunjang tenaga kesehatan di bawah naungan rumah sakit BUMN di RS Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/1).
Erick Thohir menunjukkan contoh kemasan botol vaksin Covid-19 saat kunjungan kerja di Command Center serta Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyebut, kabar adanya cip dalam produk vaksin Covid-19 adalah kabar tidak benar atau hoaks.
Pihak tak bertangung jawab juga membuat disinformasi dengan memelintir pemasangan barcode pada setiap produk vaksin dan disamakan dengan penanaman cip pada vaksin tersebut.
"Yang dimaksud Pak Erick Thohir bahwa yang namanya barcode vaksin itu terdata, supaya jangan sampai ada barcode yang palsu," ujar Arya.
Arya menjelaskan, pemasangan barcode pada setiap produk vaksin, wadah penyimpanan vaksin, hingga kendaraan pembawa vaksin merupakan bagian dari sistem satu data yang terintegrasi dalam memantau pelaksanaan vaksinasi berjalan optimal.
"Mana mungkin ada cipnya, itu kan cairan," ungkap Arya
Kesimpulan:
Narasi penerima vaksin ditanam cip atau microchip adalah tidak susuai fakta alias berita bohong (hoaks).
Narasi seperti ini termasuk disinformasi, yakni menyampaikan narasi dan informasi bohong dengan tujuan untuk menipu publik, menyesatkan publik.
PBB membagi informasi seperti ini dalam dua kategori, yakni disinformasi dan misinformasi.