Penjelasan: Menurut unggahan akun Instagram @yayasan.syekhalijaber, ulama yang meninggal dalam usia 44 tahun tersebut terkonfirmasi Covid-19 pada 29 Desember 2020.
Namun, putra Syekh Ali Jaber, Al Hasan Ali Jaber, mengonfirmasi pendakwah asal Arab Saudi itu telah dinyatakan negatif Covid-19 saat wafat pada Kamis, sebagaimana dilaporkan ANTARA dan Republika.
"Karena kondisinya beliau terus membaik, saya akhirnya memutuskan pulang. Tapi, pada Kamis (14/1) pagi kami dikabarkan kondisi Syeikh Ali Jaber terus menurun, oksigen turun, dan panasnya naik. Meninggalnya Syeikh Ali Jaber dalam kondisi negatif Covid-19," kata Al Hasan Ali Jaber.
Ustaz Yusuf Mansur pun membenarkan kabar soal kondisi Syekh Ali Jaber yang telah terbebas dari Covid-19.
Pria yang dikenal sebagai rekan dekat Syekh Ali Jaber itu menerangkan, pendakwah yang menjadi WNI pada 2011 tersebut wafat akibat penyakit paru-paru.
"Setelah dirawat di RS Yarsi, Syekh Ali Jaber dinyatakan negatif Covid-19 dan meninggal dunia akibat paru-paru,” kata Yusuf Mansur.
ANTARA, hingga Jumat (15/1), juga tidak menemukan satu pun berita media arus utama yang memuat keterangan resmi Syekh Ali Jaber meninggal karena mendapatkan suntikan vaksin Sinovac.
Dengan demikian, unggahan di Youtube itu merupakan informasi menyesatkan atau hoaks.