REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kota Tangerang Selatan, Banten mencatat ada kenaikan jumlah warga miskin di sana. Dinas Sosial Kota Tangsel melakukan sejumlah intervensi melalui bantuan sosial untuk meringankan masalah tersebut.
Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman menyampaikan, bantuan sosial yang diberikan di antaranya, bantuan sosial tunai (BST) dan bantuan program keluarga harapan (PKH). Di samping itu, warga miskin juga mendapatkan bantuan dari sektor-sektor lain. Seperti, bantuan pra kerja, subsidi upah untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta, subsidi listrik dan gas, kuota paket internet, juga bantuan dari Kemenparekraf dan lembaga-lembaga keagamaan.
"Dengan ragam bantuan yang diberikan tersebut, lebih banyak kalangan warga miskin yang mendapatkan bantuan," kata Wahyu.
Wahyu mencontohkan BST dari Kementerian Sosial dinilai menyentuh semua warga miskin di Tangsel. Berdasarkan catatannya, ada 90.173 kepala keluarga (KK) dari keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan sosial tersebut. Dengan demikian, dia mengklaim bantuan sosial sudah menjangkau keseluruhan warga miskin di Tangsel.
"Dari total penerima bansos JPS Covid-19 di awal Januari 2021 sejumlah 90.173 KK, asumsinya semua keluarga dalam kategori miskin sudah terbantu," ungkap Wahyu.
Namun, jumlah penerima BST tersebut diketahui tidak sebanyak jumlah yang diusulkan oleh Dinsos kepada Kemensos. Wahyu mengatakan, Dinsos mengusulkan sebanyak 160 ribu KK sebagai calon penerima BST. Bagi yang belum kebagian pada periode Januari 2021 disebut akan diupayakan memperoleh bantuan tersebut pada periode-periode selanjutnya.
Wahyu menambahkan, terhadap bantuan-bantuan yang beragam, tiap warga hanya boleh memperoleh satu bentuk bantuan, sehingga hal itu akan membikin semakin banyak warga yang menerima manfaat dari bantuan-bantuan yang ada.
"Masyarakat hanya boleh mendapatkan satu jenis bantuan saja. Enggak boleh dobel," kata dia.