Kamis 14 Jan 2021 07:43 WIB

Komisi IX Soroti Soal Data Target Penerima Vaksin ke Menkes

Persoalan menyangkut data kependudukan termasuk data tenaga kesehatan, tidak mudah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Rapat tersebut membahas ketersediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021). Rapat tersebut membahas ketersediaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi IX DPR menyoroti soal data 181,5 juta penerima vaksin dalam rapat kerja dengan Menteri Kesehatan (menkes) Budi Gunadi Sadikin. Perdebatan diawali dari pertanyaan Anggota Komisi IX Saleh Partaonan Daulay. "Pak Menteri, berarti yang lewat SMS ini sebetulnya sudah ada targetnya? Artinya kita sudah punya nomornya?" tanya Saleh ke menkes, Rabu (13/1).

Saleh mengatakan persoalan menyangkut data kependudukan tidak mudah. Sebab menurutnya Kementerian Kesehatan kerap dihadapkan persoalan yang berkaitan dengan data kependudukan. "Ini Pak Sekjen ada di sini, (persoalan data) selalu repot enggak pernah sempurna, jadi ini 181,5 juta orang sudah ada namanya, alamatnya, nomor teleponnya, kita akan lihatlah," ujarnya.

Baca Juga

Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwene juga menyoroti hal yang sama. Dirinya mempertanyakan masyarakat yang tidak memiliki telepon genggam atau handphone (HP) untuk mendaftar.

"Bagaimana cerita untuk yang enggak punya HP daftar melalui HP, berapa persen yang enggak punya HP pak? Ini kita harus liat realitas, lihat di lapangan. Kalau pun dia punya HP, dia punya HP yang jadul bukan HP pintar, bagaimana rencana targetnya?" kata Felly.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui data penerima vaksinasi Covid-19 tahap awal terhadap para tenaga kesehatan masih ada kekurangan dan belum ideal. "Kekurangan pasti ada. Data 1.486.000 tenaga kesehatan didapatkan dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kementerian Kesehatan," kata Budi.

Budi mengatakan tidak semua tenaga kesehatan yang terdaftar mendapatkan pesan singkat sebagai penerima vaksin karena tidak terdata nomor teleponnya. Setidaknya terdapat 30 ribu data tenaga kesehatan yang tidak dilengkapi dengan nomor telepon.

Untuk tenaga kesehatan yang termasuk sasaran mendapatkan vaksinasi tahap pertama tetapi tidak menerima pesan singkat, bisa mendaftarkan diri secara manual melalui telepon 119.

Karena itu, Budi berpesan kepada para tenaga kesehatan, bila ada rekannya yang termasuk sasaran vaksinasi tetapi tidak menerima pesan singkat agar diingatkan untuk mendaftarkan diri. "Kita tidak bisa menunggu. Itu cara yang terpikirkan untuk mulai melakukan vaksinasi Covid-19. Kita mulai dengan segala kekurangan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement