Selasa 12 Jan 2021 14:08 WIB

Persi Berusaha Tambah Tempat Tidur Covid-19 di RS

Penambahan kamar Covid-19 agak menggeser kamar untuk pasien non-Covid-19

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Sejumlah tenaga medis menata tempat tidur di ruangan isolasi pasien COVID-19.
Foto: ANTARA/Oky Lukmansyah
[Ilustrasi] Sejumlah tenaga medis menata tempat tidur di ruangan isolasi pasien COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengatakan berusaha menambah tempat tidur rumah sakit untuk pasien yang terinfeksi virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Namun, masyarakat diharapkan jangan semakin banyak yang mengabaikan virus ini.

"RS berusaha menambahkan, tetapi semoga masyarakat jangan tambah abai. Sebab, penambahan kamar Covid-19 agak menggeser kamar untuk pasien non-Covid-19," kata Sekretaris Jenderal Persi Lia G Partakusuma saat dihubungi Republika, Selasa (12/1).

Baca Juga

Selain itu, dia mengatakan, penambahan tempat tidur Covid-19 berdampak pada sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, saat ini adalah situasi yang disebut sebagai upaya surge capacity di RS atau ada lonjakan kebutuhan sehingga dipikirkan strategi apa yang harus dikerjakan oleh RS. 

Di sisi lain, Persi juga harus melindungi tenaga kesehatan (nakes), yakni tidak boleh mengabaikan waktu kerja yang berlebih. Karena itu, dia menambahkan, saat ini sedang banyak rekrutmen perawat dan dokter.

Persi juga tetap melakukan screening tenaga kesehatan secara berkala. "Kemudian untuk tindakan-tindakan yang elektif bukan emergency ditunda dulu," katanya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh rumah sakit menambah kapasitas kamar pasien Covid-19. Penambahan diperlukan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Covid-19 pascaliburan Natal dan Tahun Baru 2021.

“Saya minta tolong semua Dirut rumah sakit, semua pemilik rumah sakit, tolong konversikan bed-nya yang tadinya bukan untuk Covid-19 jadi untuk Covid-19. Yang tadinya cuma 10 persen jadi 30 persen atau 40 persen secara temporer saja,” jelas Budi saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (11/1).

Ia mengatakan, banyak rumah sakit memiliki tingkat BOR atau bed occupancy rate yang rendah namun sudah penuh untuk pasien Covid-19. Sebab, alokasi tempat tidur untuk pasien Covid-19 disediakan terbatas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement