REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Keluarga Kapten Didik Gunardi, korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) kemarin, masih menginginkan secercah harapan. Untuk itu, pihak keluarga menolak adanya kiriman karangan bunga ucapan berbelasungkawa.
“Adik saya, terlebih istrinya, enggak menerima karangan bunga atau apa pun. Memang belum bisa menerima,” kata Inda Gunawan, kakak kandung Kapten Didik Gunardi, saat ditemui di Kota Bekasi, Senin (11/1).
Didik Gunardi adalah pilot NAM Air yang masuk dalam daftar manifes penumpang pesawat Sriwijaya yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu. Hingga saat ini, kata Inda, istri beserta anak-anak Didik yang sudah dewasa masih menunggu kabar mengenai keberadaan sang suami di RS Polri Kramat Jati.
“Informasi yang terakhir didapatkan memang belum ada. Tapi, Senin (11/1), istrinya dipanggil ke RS Polri di bag. DVI untuk diambil sampelnya,” kata dia.
Peristiwa nahas ini tentu membuat keluarga besar Kapten Didik terpukul. Bahkan, Inda menyebut, pihaknya menolak untuk melihat televisi maupun membaca berita. Hal itu lantaran mereka hanya ingin menerima informasi dari satu pintu saja, yakni pemerintah.
“Karena gini ya kalau informasi ditemukan atau belum, kita juga belum bisa memberikan informasi. Karena apa? Di rumah ini juga informasi ini ditutup. Ada TV di atas itu ditutup, enggak dinyalain,” terangnya.
Dia pun mengapresiasi respons pemerintah maupun pihak maskapai yang kooperatif dan cepat tanggap. “Dari pihak keluarga juga terima kasih banget ya karena memang perhatian pemerintah sangat besar terhadap bencana pesawat yang jatuh itu. Mudah-mudahan cepat ketemulah jadi kerja pemerintah juga terutama basarnas dan aspek pendukungnya cepat selesai,” katanya.