Selasa 12 Jan 2021 07:45 WIB

Mengapa Arab Saudi-Qatar Rekonsiliasi?

Konflik antara Qatar dan sejumlah negara Teluk berakhir sudah, apa sebabnya?

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
 Dalam foto yang disediakan oleh Pengadilan Kerajaan Saudi ini, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, kanan, menyambut Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani pada saat kedatangannya untuk menghadiri KTT ke-41 Dewan Kerjasama Teluk di Al-Ula, Arab Saudi, Selasa , 5 Januari 2021.
Foto:

Selama tiga tahun terakhir, baik Riyadh maupun Doha mengalami kerugian besar akibat penurunan harga energi dan dampak pandemi virus korona.

“Setelah tiga setengah tahun, semua pihak telah membayar harga mahal dari krisis ini, dan kedua pihak sampai pada keyakinan tidak ada gunanya dilanjutkan. Sebaliknya, keberlanjutan krisis akan menyebabkan kerugian besar bagi GCC secara keseluruhan,” kata Al-Harami.

GCC juga terpuruk akibat perselisihan di antara negara Teluk karena blok tersebut gagal bekerja sebagai satu badan.

Kemenangan Joe Biden

Karena Qatar menjadi tuan rumah pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, pemerintahan Trump khawatir keretakan antara sekutu regional Washington telah melemahkan upayanya menciptakan blok regional melawan Iran.

Para analis percaya pemerintahan Trump telah menekan negara-negara Teluk untuk menyelesaikan perselisihan tersebut sebab Trump ingin mengklaim kemenangan diplomatik sebelum Presiden terpilih Joe Biden menjabat pada 20 Januari.

“Ada dukungan Amerika dalam mediasi Kuwait, yang telah memainkan peran penting dalam mencapai solusi dalam krisis ini. Kuwait telah memulai proses mediasi sejak saat-saat pertama krisis. Almarhum Syekh Sabah Al-Ahmad memulai prosesnya dan kemudian Emir Kuwait saat ini Syekh Nawaf Al-Ahmad melanjutkan usaha ini,” kata dia.

Menantu Trump dan penasihat senior Jared Kushner terlihat di ruangan itu dalam tayangan televisi saat putra mahkota Saudi menyampaikan pidatonya selama KTT GCC.

Pada 5 Juni 2017, Arab Saudi, UEA, Bahrain, dan Mesir memblokade Qatar dan menuduh negara Teluk itu "mendukung terorisme" serta terlalu dekat dengan Iran.

Qatar, meski begitu, menolak tunduk pada permintaan itu, menyangkal tuduhan tersebut dan mendeskripsikan embargo yang dipimpin Saudi ini sebagai "pelanggaran atas kedaulatan nasional" mereka.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement