REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Yan Permenas Mandenas (YPM) mengecam aksi pembakaran yang dilakukan orang tak dikenal (OTK) terhadap base transceiver station (BTS) di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
"Saya sangat menyesalkan pembakaran terhadap BTS yang dibangun Palapa Ring, karena masyarakat tidak lagi mendapat pelayanan telekomunikasi mengingat dengan adanya BTS tersebut dapat dilayani jaringan 4G," kata anggota Fraksi Gerindra DPR asal Papua YPM itu, Senin (11/1).
Dia menjelaskan, seharusnya Bupati Willem Wandik dan masyarakat di Kabupaten Puncak turut menjaga aset telekomunikasi yang dibangun pemerintah tersebut. Hal itu karena yang menikmati fasilitas itu adalah warga sekitar.
Yan Mandenas mengakui, untuk membangun saja sudah susah karena faktor medan dan keamanan. Meski begitu, pemerintah tetap membangun agar masyarakat Puncak dapat menikmatinya, seperti halnya di daerah lain di Indonesia. Dia mengaku, sudah berkunjung ke Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak pada Oktober 2020 melihat pembangunan BTS yang dikerjakan PT Palapa Timur Telematika.
"Dilanjutkan dengan penyambungan kabel optik oleh PT Telkom Wilayah Papua dalam waktu satu bulan agar masyarakat bisa menikmati jaringan 4G dengan kuota internet yang cukup dari kurang lebih 10 MBPS menjadi kurang lebih 100 MBPS," ucap Yan Mandenas.
Terpisah, Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih, mengakui, adanya laporan tentang dua BTS di wilayahnya dibakar OTK. Dia menyebutkan, kasus itu masih diselidiki.
Dicky mengakui, memang ada laporan dua BTS dibakar, nemun belum dapat dipastikan kapan pastinya. Pasalnya, kawasan itu rawan kelompok bersenjata. "Belum diketahui dengan pasti kapan OTK membakar BTS tersebut namun saat ini komunikasi agak terhambat," ucap Dicky.