REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG–-Setelah dinanti-nanti selama sekitar satu tahun sejak pengadaannya, angkutan kota (angkot) baru bernama ‘Si Benteng’ akhirnya akan segera berselancar di jalanan Kota Tangerang. Puluhan unit angkutan umum tersebut telah didesain semenarik mungkin untuk bisa menggaet masyarakat agar beralih menggunakan transportasi publik.
Pengamatan Republika pada Sabtu (9/1) sekira pukul 16.40 WIB di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, mobil angkot Si Benteng yang diketahui berjumlah 80 unit tampak berjajar rapi. Meski sempat mangkrak cukup lama, keadaan Si Benteng pada sore itu tampak terawat.
Desain eksteriornya yang bergaya retro membuat Si Benteng terlihat berbeda dibandingkan dengan angkot pada umumnya. Perpaduan warna yang ada pada badan Si Benteng memberi kesan elegan, mulai dari warna kalem seperti cokelat dan cream hingga warna cerah seperti biru dan oranye. Selain tertempel identitas nama pada bagian muka, tampak di bagian tengah sisi luar Si Benteng bertuliskan ‘transportasi bersih nyaman Kota Tangerang’.
Sementara itu di bagian belakang terdapat tulisan ‘ayo naik angkot biar gak macet’, melengkapi sketsa wajah Wali Kota Tangerang dan Wakil Wali Kota Tangerang Arief-Sachrudin. Adapun dari segi interior, angkot yang memiliki pintu penumpang otomatis tersebut berpenampilan cukup mewah dengan dilengkapi AC dan kursi terbuat dari kulit.
Pada hari itu, tampak sejumlah sopir berbaju seragam memindahkan Si Benteng dari Terminal Poris Plawad menuju Terminal Cimone di Daerah Pasar Kemis. Dijadwalkan, keesokan harinya Pemerintah Kota Tangerang meresmikan angkutan umum tersebut. Dengan diresmikannya Si Benteng, masyarakat sudah mulai bisa memanfaatkan angkot berbasis Suzuki New Carry itu.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar menuturkan, Si Benteng beroperasi sejak diresmikan pada 10 Januari 2021. Namun, yang akan dioperasikan belum keseluruhan unit lantaran masih ada belasan angkot Si Benteng yang masih dalam proses penguningan plat.“Kurangnya hanya penguningan (plat), belum semua, dari 80 unit Si Benteng itu baru 62 yang sudah ada penguningan. Jadi 62 itu kita operasionalkan,” kata Wahyudi kepada Republika, Sabtu (9/1). Dia menyebut, proses penguningan plat pada sejumlah angkot sisanya, yakni sebanyak 18 angkot akan diselesaikan pada Senin (11/1).
Sembari penyelesaian penguningan plat, Wahyudi mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sekitar sepekan ke depan, sosialisasi dilakukan dengan memberikan layanan gratis bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan angkot tersebut.
Selain penguningan plat, Wahyudi mengklaim Si Benteng siap sepenuhnya untuk dioperasionalkan. Nantinya, dari Terminal Cimone, puluhan Si Benteng bergerak memencar ke sejumlah rute yang telah ditetapkan.
Ada empat rute yang dilewati oleh Si Benteng. Rute 1 melayani jalur Gandasari – Gajah Tunggal, rute 2 Gajah Tunggal – Kampung Ledug, dan rute 3 Taman Cibodas – Situ Bulakan, serta rute 4 melayani jalur Terminal Cimone – Pasar Lama. Jalan yang dilalui oleh Si Benteng, kata Wahyudi umumnya melewati perumahan warga. Sebab, fungsi kehadirannya sebagai feeder atau pengumpan.“Semuanya ini fungsinya sebagai feeder ke jalur-jalur utama, jadi banyak melewati kantong-kantong perumahan. Konsepnya terintegrasi dengan BRT,” kata dia.
Wahyudi menambahkan, terkait dengan sumber daya manusia (SDM), pihaknya mengakomodir sopir-sopir angkot yang telah ada sebelumnya. Jumlah sopir yang tersedia diketahui sebanyak jumlah unit Si Benteng, yakni minimal 80 sopir. Para sopir tersebut akan mendapatkan pendapatan tetap dari pekerjaan itu, dengan mewajibkan mereka menjalankan standar pelayanan yang ditetapkan. Diantaranya tidak menerapkan sistem ngetem atau berhenti di sembarang tempat. Pengelolaan Si Benteng diketahui dilakukan oleh PT Tangerang Nusantara Global (PT TNG).
Dirut PT TNG Edi Candra mengungkapkan, upaya menghadirkan angkot Si Benteng telah melalui proses yang panjang. Mulai dari pengadaan barang yang menurut data Dishub Kota Tangerang memakan anggaran Rp15 miliar, penerbitan perda, proses lelang, hingga penguningan plat, ditambah kondisi pandemi Covid-19 yang menimbulkan refocusing dana.“Untuk menghadirkan angkot perkotaan, Pemkot Tangerang memang harus melalui proses yang panjang, melibatkan banyak pihak. Tapi Alhamdulillah semua proses sudah dilalui,” kata Edi.
Rina, salah satu warga Kota Tangerang mengaku cukup senang dengan kehadiran Si Benteng di kota kelahirannya itu. Menurutnya, angkot yang didesain unik tersebut bisa menjadi pilihan transportasi baru yang menyenangkan.
“Iya senang si udah mulai beroperasi, kan sempat mangkrak tuh. Jadi ada lagi alternatif transportasi publik. Denger-denger juga desainnya keren, jadi semakin menarik masyarakat buat naik angkot,” ujarnya.
Rina berharap ke depannya semua angkot di Kota Tangerang dapat dimodernisasi seperti Si Benteng, meski dia menyangsikan sistem pembayaran non tunai yang diterapkan pada Si Benteng dinilai akan menyulitkan sebagian orang. “Kalau bisa pembayaran bisa tunai karena tidak semua masyarakat mengerti pembayaran digital. Dan diharapkan secepatnya semua angkot dimodernisasi seperti itu agar transportasi di Kota Tangerang lebih baik lagi,” lanjutnya.