REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Co-Pilot Fadly Satrianto sempat menghubungi keluarganya sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terbang dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat, yang akhirnya mengalami kecelakaan di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1). Sumarzen Marzuki, ayah kandung Fadly, di Surabaya, Ahad (10/1) mengatakan putra bungsu dari tiga bersaudara itu selalu menelepon ibunya, Ninik Andriyani, setiap kali akan terbang.
"Kemarin saat telepon, ibunya tanya, mau terbang bawa pesawat atau tidak. Dijawab tidak," katanya, saat dikonfirmasi di rumahnya, Jalan Tanjung Pinang Surabaya.
Sumarzen menjelaskan putranya bekerja di maskapai penerbangan Nam Air, yang merupakan anak perusahaan Sriwijaya Air. "Dia rencananya membawa pesawat Nam Air sebagai kopilot dari Pontianak. Saat berangkat dari Jakarta menuju Pontianak itu dia mengabari ibunya via telepon," ungkapnya.
Sumarzen kemarin malam juga telah ditelepon oleh pihak Maskapai Nam Air atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. "Pihak Nam Air menyampaikan permohonan maaf atas musibah ini. Di dalam pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan itu juga memuat kru Nam Air lengkap, mulai dari pilot hingga pramugari yang rencananya akan terbang bersama anak saya. Tujuannya kemana saya tidak tahu," katanya menjelaskan.