Ahad 10 Jan 2021 14:34 WIB

Tak Ada Serpihan Pesawat di Sekitar Pulau Laki

Hanya terlihat pesawat milik TNI yang mengitari Pulau Laki, Lancang dan Bokor.

Prajurit Kopaska TNI AL melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Ahad (10/1). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Prajurit Kopaska TNI AL melakukan pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Ahad (10/1). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Suasana di Pulau Laki yang jadi lokasi dekat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tidak terlihat adanya puing serpihan pesawat. Pantauan Antara secara langsung di sekitar Pulau Laki, Ahad (10/1) hingga pukul 11.00 WIB tak tampak adanya pencarian oleh petugas. Hanya terlihat pesawat milik TNI yang mengitari Pulau Laki, Pulau Lancang dan Pulau Bokor. 

Sedangkan kapal pencarian terlihat fokus di sekitar Pulau Lancang. Erwin, seorang nelayan dari Tanjung Kait, Tangerang, Banten, mengaku dirinya berada di antara Pulau Lancang dan Pulau Bokor saat kejadian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 usai mengantar pemancing ke Pulau Laki.

Baca Juga

Erwin mengaku mendengar suara ledakan, tetapi tidak mengira dari pesawat yang jatuh, karena suasana hujan lebat dan ombak besar. "Kami mengira dari petir saja, namun keras sekali. Sampai warga di pesisir Tanjung Kait saja dengar semua," katanya saat menyisir di sekitar Pulau Laki menggunakan kapal nelayan.

Erwin melanjutkan jika Sabtu (9/1) sore dia baru pulang dari Pulau Laki ke darat (pesisir Tanjung Kait, Red) pada pukul 17.00 WIB. Namun dia tak melihat tanda-tanda pesawat jatuh di sekitar Pulau Laki.

Erwin mengungkapkan kedalaman laut di Pulau Laki maupun Pulau Lancang tak terlalu dalam dan mudah diketahui jika ada badan pesawat. "Mungkin hari ini baru terlihat. Sebab kemarin jarak pandang hanya tujuh meter saja," ujarnya.

Edeng Saputra, nelayan lainnya mengaku juga ikut mencari serpihan pesawat Sriwijaya Air. Dia meminta kepada pemancing untuk memberi info jika menemukan benda mencurigakan milik penumpang.

Edeng mengungkapkan pihak TNI menginformasikan ada pesawat jatuh, sehingga warga pesisir Tanjung Kait diminta melapor jika menemukan sesuatu di laut. "Di sini kan ada markas TNI. Jadi nelayan setempat diminta memberi info bila menemukan benda mencurigakan di perairan," ujarnya.

Kemudian Muhtar selaku pemancing dari tanah tinggi mengaku tertarik membantu pencairan serpihan pesawat. "Mancing bareng teman, siapa tau bisa bantu temukan serpihan," ujarnya. Jarak dari pesisir Tanjung Kait ke Pulau Laki berkisar 30 menit ditempuh menggunakan perahu nelayan. Sedangkan ke Pulau Lancang membutuhkan waktu satu jam perjalanan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement