Kamis 07 Jan 2021 19:25 WIB

Pola Merapi Berubah, Pengamat ITB: Waspada Akumulasi Magma

Lava akan mulai mengalir ketika memiliki suhu lebih dari 700 derajat Celsius.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, Yogyakarta, Rabu (6/1). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencaan Geologi (BPPTKG) menyatakan saat ini Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi.
Foto:

Mirzam menjelaskan, perbedaan warna, mencerminkan perbedaan suhu lava. Lava berwarna putih suhu >1.150 derajat Celsius, lava kuning keemasan suhu >1.100 derajat Celsius, lava oranye suhu 900-1.000 derajat Celsius, lava berwarna merah buah ceri suhu >700-800 derajat Celsius, lava warna merah tanah suhu > 550-625 derajat Celsius, dan lava merah redup suhu > 475 Celsius, lava pijaran pizza bersuhu > 260-315 derajat Celsiu.

Dengan mempelajari warna dari guguran lava tersebut, kata dia, dapat menjadi referensi bagi masyarakat setempat untuk melakukan mitigas mandiri (self mitigation). Hal tersebut penting karena dengan begitu, masyarakat yang tinggal di sekitaran Gunung Merapi akan lebih peduli pada pola aktivitas gunung tersebut dan tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Berdasarkan prediksi yang sudah dibuat, kata dia, jika terjadi Gunung Merapi meletus, volumenya tidak akan sebesar 2010. Namun lagi-lagi, prediksi itu berdasarkan data yang sudah ada, semakin banyak data maka akan semakin akurat.

ITB sendiri, kata dia, tengah melakukan pengumpulan data-data gunung api sehingga pemodelan berbasis data akurasinya akan semakin tinggi. Ia menambahkan, peran ITB sendiri dalam pengamatan gunung api sangatlah berperan aktif. 

 

ITB, kata dia, tidak hanya memiliki bank data tersendiri melalui riset mandiri yang ada, akan tetapi juga tetap bekerja sama dengan instansi terkait baik dalam dan luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement