REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus menunjukkan peningkatan. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, saat ini, Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi baru 2021.
"Sampai saat ini, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi. Secara teknis, bisa dikatakan, saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi 2021," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Selasa (5/1).
Namun, dia menekankan, ini baru awal indikasi proses ekstrusi magma yang akan terjadi berdasarkan data seismik dan deformasi yang masih tinggi. Tapi, Hanik turut mengingatkan, masih ada kemungkinan terjadinya erupsi eksplosif.
Hanik menyebut, lava pijar diperkirakan sudah beberapa kali terjadi. Namun, pemantauan lava pijar Senin malam dari pos-pos pengamanan Gunung Merapi, tidak bisa dilakukan secara maksimal karena tertutup kabut tebal.
Terkait kubah lava baru, dia mengatakan, memang masih harus dipantau karena jika dilihat fisik di atas magma baru ini masih ada material lama. Namun, Hanik menegaskan, jika terus berkembang berarti itu memang kubah lava baru.
Senada, Kasi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso menuturkan, saat ini Gunung Merapi sudah memasuki fase yang baru, yaitu erupsi 2021. Fenomena utama tetap pengamatan terhadap aktivitas api diam dan lava pijar.
"Tapi, rekomendasi tetap dipertahankan karena masih ada potensi erupsi eksplosif dari data-data pemantauan yang ada. Jadi, rekomendasi BPPTKG berdasarkan skenario erupsi eksplosif masih dipertahankan," kata Agus.