REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Pustral UGM, Agus Taufik Mulyono melihat, pandemi Covid-19 masih akan berpengaruh ke penerapan operasi dan turunnya permintaan penumpang. Meski begitu, ia menilai, angkutan barang masih akan bertumbuh.
"Untuk itu, operator transportasi harus inovatif dan kreatif agar mampu tetap bertahan," ujar Agus dalam Webinar Outlook Transportasi Tahun 2021 yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) dan UGM.
Agus mengingatkan, tantangan masih akan ada soal disiplin penerapan protokol kesehatan di angkutan pribadi dan sewa. Tapi, penggunaan teknologi informasi diperkirakan akan semakin berkembang dalam penyelenggaraan transportasi.
Dosen Ekonomi Makro FEB UI, Ibrahim Kholilul Rohman mengatakan, pandemi Covid-19 berpengaruh signifikan ke penurunan perdagangan dunia. Utamanya, penurunan keuntungan sampai 50 persen dan tenaga kerja sampai 20 persen.
Ia menilai, penerapan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran Covid-19 memiliki korelasi setara penurunan mobilitas. Karenanya, harus dilakukan negosiasi dengan perusahaan besar pelayaran utama (MLO) dalam jangka pendek.
"Untuk memberikan slot khusus kepada komoditas Indonesia, terutama dengan nilai tambah yang tinggi," kata Ibrahim.
Selain itu, perlu didukung UKM yang merasa tarif pengangkutan terlalu mahal dibanding nilai barang, serta konsolidasi kargo dan kemungkinan beralih ke curah kering. Perlu pula dipikirkan langkah jangka menengah dan panjang.
Salah satunya untuk mengurangi ketergantungan kepada pedagang daerah. Serta, meningkatkan posisi eksportir Indonesia dengan mengubah istilah ekspor FOB jadi CIF. Sedangkan, perdagangan eceran dan e-commerce bisa jadi peluang.
"Nilai bruto perdagangan internet di Asean akan melebihi USD 100 miliar GMV tahun ini," ujar Ibrahim.