Sabtu 02 Jan 2021 04:53 WIB

Karantina di Asrama Haji Donohudan Didominasi OTG dari Solo

Asrama Haji Donohudan di Kabupaten Boyolali dimanfaatkan jadi tempat karantina Covid

Rep: Binti Sholikah/ Red: Christiyaningsih
Pekerja membersihkan lorong gedung tempat karantina untuk pasien COVID-19 tanpa gejala di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (7/12/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memfungsikan Asrama Haji Donohudan sebagai rumah karantina pasien COVID-19 tanpa gejala yang dapat menampung kapasitas sebanyak 872 pasien dari wilayah Karesidenan Surakarta.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Pekerja membersihkan lorong gedung tempat karantina untuk pasien COVID-19 tanpa gejala di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (7/12/2020). Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memfungsikan Asrama Haji Donohudan sebagai rumah karantina pasien COVID-19 tanpa gejala yang dapat menampung kapasitas sebanyak 872 pasien dari wilayah Karesidenan Surakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Asrama Haji Donohudan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, telah dimanfaatkan sebagai lokasi karantina bagi pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) sejak beberapa waktu lalu. Meski sebenarnya diperuntukkan bagi OTG di wilayah Eks Karesidenan Surakarta, tetapi saat ini tempat karantina tersebut didominasi OTG dari Kota Solo.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo awal pekan ini, jumlah pasien OTG yang dikirim ke Asrama Haji Donohudan sebanyak 243 orang. Rinciannya, 150 orang sudah pulang dan 93 orang masih manjalani karantina.

Baca Juga

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan pasien Covid-19 yang menjalani karantina di Asrama Haji Donohudan mayoritas berasal dari Solo. "Mayoritas warga Solo, ya tidak apa-apa. Meskipun memang ditujukan untuk seluruh warga di Solo Raya," ujar Rudyatmo kepada wartawan, Kamis (31/12).

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Solo, kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan. Data per Jumat (1/1) jumlah kumulatif pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 4.870 orang. Secara rinci, 3.303 dinyatakan sembuh/pulang, 1.047 isolasi mandiri, 264 menjalani rawat inap, dan 257 orang meninggal dunia.

Wali Kota mengatakan dulu saat awal pandemi, kasus kematian tidak terjadi setiap hari. Namun, saat ini hampir setiap hari ada kasus kematian pasien Covid-19. "Kami sudah merekrut sukarelawan pemulasaran jenazah untuk menghadapi kasus kematian yang tinggi," imbuhnya.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Solo Ahyani mengatakan dari jumlah kasus kumulatif tersebut, angka kesembuhan sudah 75-80 persen. "Yang kita lihat yang dirawat, keseriusan yang dirawat. Angkanya antara 300 orang, padahal bed kita 600-an lebih," kata Ahyani.

Menurutnya, sebagian pasien Covid-19 yang dirawat inap memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Dia juga memperkirakan pasien yang dirawat itu perawatannya terlambat, lantaran sewaktu belum ada gejala mungkin kurang menjaga daya tahan sehingga harus dirawat. "Upayanya ya menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement